REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia pada Selasa (21/6/2022) tercatat sebanyak 1.678 kasus. Dengan tambahan tersebut, jumlah total kasus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini menjadi 6.070.933 kasus.
DKI Jakarta kembali menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 954. Disusul oleh Jawa Barat dengan total 291 kasus, kemudian Banten dengan total 213 kasus.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari ini mencapai 10.095 kasus, bertambah 996 dari sehari sebelumnya. Untuk jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada hari ini bertambah 677 orang sehingga menjadi sebanyak 5.904.138 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 5 orang. Total yang meninggal karena Covid-19 menjadi sebanyak 156.700 orang.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hampir sepekan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat di atas 1.000.
Wiku menekankan kenaikan kasus Covid-19 saat ini merupakan alarm. "Dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan di bawah angka 1.000 selama dua bulan terakhir, ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," kata Wiku dalam Konferensi Pers secara daring, Selasa (21/6/2022).
Wiku merincikan, saat ini kasus positif Covid-19 pekanan meningkat 105 persen yaitu menjadi 7.587 dari sebelumnya 3.688 kasus. Kemudian, untuk kasus aktif Covid-19 mingguan meningkat menjadi 8.594 dari sebelumnya 4.734 kasus.
"Angka ini (kasus aktif) disumbangkan paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus, Jawa Barat naik 686 kasus dan Banten naik 285 kasus," ungkap Wiku.
Wiku melanjutkan, untuk kasus kematian mingguan akibat Covid-19 meningkat menjadi 44 dari sebelumnya di angka 28 kasus. Sementara untuk, kasus sembuh mingguan menurun menjadi 97,28 persen.
Wiku menambahkan, untuk angka positivity rate mingguan meningkat selama 4 pekan berturut-turut menjadi 2,23 persen dari sebelumnya 0,33 persen. Wiku menekankan untuk tetap menjaga agar tidak sampai di angka 5 persen.
"Tentunya angka ini harus tetap kita tekan, sehingga tidak mendekati 5 persen dengan terus gencar peningkatan testing di tengah masyarakat," tegas Wiku.