Senin 20 Jun 2022 22:10 WIB

Nasdem Sodorkan Anies, Andika, dan Ganjar dalam Komunikasi Koalisi

Nasdem tidak bisa sendiri dalam mengajukan nama capres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan pidato dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pada penutupan Rakernas Partai Nasdem tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden hasil dari hasil Rakernas yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo   Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan pidato dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pada penutupan Rakernas Partai Nasdem tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden hasil dari hasil Rakernas yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengatakan bahwa rapat kerja nasional (Rakernas) merupakan forum partai tertinggi kedua setelah kongres. Sehingga hasilnya menjadi keputusan partai yang harus ditindaklanjuti.

Adapun hasil Rakernas Partai Nasdem adalah diumumkannya tiga bakal calon presiden (capres), yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Muhammad Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ketiga nama tersebutlah yang akan dibawa sebagai bagian dari penawaran dalam pembentukan koalisi.

Baca Juga

"Kita kan merekomendasikan nama-nama itu, nah Nasdem sendiri tidak bisa berjalan sendiri. Dia harus berkomunikasi, dia harus berkoalisi," ujar Ali kepada wartawan, Senin (20/6).

"Kalau dia tidak berkoalisi, dia tidak bisa mencalonkan. Maka kemudian dibentuklah koalisi partai politik, itu bisa jadi semua parpol terbuka untuk berkomunikasi," sambungnya.

Partai Nasdem sendiri terbuka dengan partai politik yang ingin berkoalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ini mengingat pihaknya baru mengantongi 9,05 persen dari hasil Pemilu 2019, yang belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

Ketika koalisi sudah terbentuk, tiga nama tersebut dikerucutkan menjadi satu nama capres. Namun, Partai Nasdem disebutnya tak terburu-buru dalam memutuskan hal tersebut.

"Belanda masih jauh, tidak bisa emosi dalam memutuskan itu. Kita lihat lah nanti kan beberapa partai koalisi yang sudah terbentuk hari ini, mau mengusung siapa, kita belum tahu skenario seperti apa," ujar Ali.

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut pemilih Partai Nasdem cenderung memilih Ganjar Pranowo dibanding Anies Baswedan. Temuan survei SMRC mengerucutkan menjadi dua nama berdasarkan kemungkinan massa akan memilih capres dari tiga nama tersebut.

"Hasil survei menunjukkan bahwa pemilih Nasdem di 2019 yang akan memilih Ganjar jika pilpres diadakan sekarang sebanyak 41 persen, yang akan memilih Anies 31 persen, Prabowo 12 persen," ujar pendiri SMRC, Saiful Mujani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement