Nirwono juga memandang perlu pengintegrasian seluruh moda angkutan umum atau transportasi massal baik sistem tiket (1 harga 1 perjalanan untuk semua angkutan) dan infrastruktur terpadu (halte/stasiun/terminal/jembatan penyeberangan). Hal itu perlu didukungdengan pengembangan kawasan berorientasi transportasi terpadu (TOD).
"Yang tak kalah penting memperbanyak RTH (ruang terbuka hijau) dan menanam pohon-pohon besar sebagai paru-paru kota penyerap gas polutan udara, penghasil oksigen, peredam polusi suara bising, juga penyejuk iklim mikro kota," ucapnya.
Sebelumnya, pelaksana tugas (plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko yang menjelaskan beberapa hari terakhir tingkat polutan di Jakarta mengalami lonjakan tinggi. Pencemaran udara bahkan bisa dilihat secara kasat mata.
Menurut Urip, kualitas udara di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi yang berasal dari sumber lokal. Transportasi dan residensial ataupun dari sumber regional dari kawasan industri turut andil.