Senin 20 Jun 2022 08:23 WIB

Kualitas Udara Jakarta Tembus Indeks 193, Kategori tidak Sehat

Masyarakat disyarankan untuk menggunakan masker saat berada di luar ruangan.

Kapal eretan menyeberangi aliran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang deretan gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (20/6/2022) pagi. Berdasarkan data IQAir indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 193 AQI US sementara konsentrasi konsentrasi PM2.5 di udara Jakarta saat ini 27 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Kapal eretan menyeberangi aliran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang deretan gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (20/6/2022) pagi. Berdasarkan data IQAir indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 193 AQI US sementara konsentrasi konsentrasi PM2.5 di udara Jakarta saat ini 27 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga data kualitas udara IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota paling berpolusi di Indonesia. Indeks kualitas udara di ibu kota ini menduduki angka 193 pada Senin (20/6/2022) pagi.

Dilansir laman resmi IQ Air di Jakarta, kualitas udara ibu kota masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Konsentrasi PM2.5 di Jakarta berada pada angka 136,9 gram per meter kubik. PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, dengan berbagai efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Karena itu, merupakan salah satu polutan utama yang digunakan dalam menghitung kualitas udara kota atau negara secara keseluruhan.

Berdasarkan analisa BMKG, konsentrasi PM2.5 yang tinggi di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal. Seperti transportasi dan residensial maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM2.5 bersumber dari tingginya kelembapan udara yang menyebabkan peningkatan proses adsorpsi atau perubahan wujud dari gas menjadi partikel. Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat berada di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor masuk ke dalam rumah, menggunakan pembersih udara, dan hindari olahraga di luar ruangan. 

Secara global, kualitas udara di Jakarta pagi ini menduduki peringkat terburuk di atas Kota Santiago di Chile yang memiliki indeks 175 dan Johannesburg di Afrika Selatan dengan indeks 158. Selain itu, IQ Air juga menempatkan Kelurahan Sedingin di Riau sebagai daerah dengan kualitas udara paling bersih di Indonesia karena hanya memiliki indeks delapan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement