REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modus penipuan menggunakan teknik social engineering (soceng) sedang marak digunakan belakangan ini. Mereka menyasar korban yang tidak sengaja memberikan informasi pribadi hingga data akun dan finansial. Setelah berhasil mengelabui korban, pelaku kemudian menguras isi rekeningnya dalam waktu kurang dari lima menit.
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengatakan, pelaku kadang menyamar menjadi pihak resmi jasa keuangan atau e-commerce ketika beraksi. "Masyarakat jangan menghiraukan pesan yang menyaru sebagai pihak bank, padahal sejatinya komplotan jahat yang ingin menguras rekening," ujarnya dalam siaran di Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Dia menuturkan, masyarakat yang menggunakan dompet dan bank digital harus mengetahui prinsip keamanan digital supaya tidak menjadi korban kejahatan. Jangan sampai ada kasus pengambilalihan rekening melalui phising dan soceng.
"Ketika ragu, pastikan menanyakan langsung kepada pihak bank baik ke kantor cabang, melalui hotline resmi, atau mengirim pesan melalui akun media sosial resmi bank yang sudah centang biru," ucap Aji.
Mengutip dari postingan Instagram Otoritas Jasa Keuangan (OJK) @ojkindonesia, data-data yang diincar oleh pelaku kejahatan soceng biasanya adalah username, password, nomor kartu kredit atau debit, kode PIN ATM, dan kode OTP.
Aji mengingatkan, penipu biasanya berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Selanjutnya, penipu meminta korban mengisi tautan formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan pasword.
Menurut dia, penipu menawarkan jasa upgrade menjadi nasabah bank prioritas melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau aplikasi Whatsapp. Berikutnya, muncul akun media sosial palsu yang mengatasnamakan bank.
Aji menjelaskan, pelaku juga bisa menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan mengarahkan ke website palsu atau meminta nasabah memberikan data pribadinya. "Terakhir, modusnya juga terdapat akun di sosial media yang menawarkan menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit," ujarnya.