Jumat 17 Jun 2022 18:57 WIB

Masa Beredar BA.4 dan BA.5 Bisa Lebih Lama dari Varian Sebelumnya

Puncak kasus BA.4 BA.5 tidak terlalu tinggi namun masanya lebih lama.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga kepada warga di Denpasar, Bali, Selasa (14/6/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau penguat (booster) sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga kepada warga di Denpasar, Bali, Selasa (14/6/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau penguat (booster) sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Dr Zubairi Djoerban mengatakan, untuk saat ini situasi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand. Meski begitu, Zubairi mengingatkan subvarian BA.4 dan BA.5 lebih mudah menular.

"(Saat ini) Indikasinya memang terjadi lonjakan. Sampai 16 Juni 2022 positivity rate Indonesia itu 5,3 persen. Kasus baru harian juga lebih dari 1.000. Perlu hati-hati. Namun situasi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand," kata Zubairi dalam keterangan dikutip Jumat (17/6/2022).

Baca Juga

Lebih lanjut ia menerangkan, subvarian BA.4 dan BA.5 lebih mudah menular dan dapat menembus kekebalan seseorang yang pernah terinfeksi Omicron sebelumnya. Namun, belum ada data yang menyebutman BA.4 atau BA.5 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada subvarian Omicron yang beredar saat ini.

"Bila ditanya, apakah vaksin efektif menangkal BA.4 dan BA.5? Bukti saat ini belum cukup untuk memastikan kemanjuran vaksin dan hasil klinis lainnya dibandingkan dengan varian sebelumnya," terangnya.

Zubairi mengatakan, BA.4 dan BA.5 mampu menyebabkan gelombang infeksi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Bahkan ada peringatan tentang kemungkinan gelombang besar yang akan menyusul dalam beberapa minggu mendatang.

"BA.4 dan BA.5 bisa jadi penyebab gelombang berikutnya di Indonesia? Yang jelas puncaknya tidak akan setinggi Delta. Namun jangka waktu beredarnya mungkin lebih lama dibanding varian sebelumnya," ujarnya.

"Artinya puncaknya tidak akan terlalu tinggi dan dari kurvanya akan agak melebar," tambahnya.

Namun, sambung Zubairi, bila tidak ada upaya dan mitigasi yang signifikan, maka kasus baru tentu akan meningkat. "Semoga, dengan pengalaman yang kita punya, termasuk perilaku prokes yang baik, kita bisa melewatinya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement