REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurcahman menilai, untuk menjadi seorang pemimpin tidak hanya berangkat dari kepintaran dan fisik yang kuat. Tetapi juga lebih mengedepankan sikap bagaimana memberi perhatian dan kasih sayang kepada setiap prajurit, bawahan maupun atasan.
"Karena memang menurut saya dengan sentuhan-sentuhan serta empatinya yang begitu tinggi justru ini yang mengantar kita akhirnya menjadi satu kesuksesan," kata Dudung, saat peluncuran buku berjudul 'Loper Koran Jadi Jenderal, Seni Memimpin Jenderal TNI Dudung Abdurcahman' di Mabes AD, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
"Saya pikir kemudian kalau tidak berlebihan bahwa bagaimana memimpin pasukan itu dengan kelembutan, kasih sayang, sehingga pemimpin itu diidamkan, dihormati, dihargai, dan dikagumi. Ini masih jarang kalau menurut saya yang memberikan ciri-ciri seperti (Jenderal) Sudirman dulu," imbuhnya.
Menurut Dudung, jabatan sebagai pemimpin sama saja dan hanya dibedakan oleh tingkatan pangkat. Namun, lanjutnya, yang terpenting dari sosok pemimpin adalah bagaimana mampu mengolah organisasi, dan tidak marah-marah.
"Jadi, jadi pemimpin jangan serta merta karena kekuasaan, seenaknya, arogan, semaunya sendiri, aturan dia buat sendiri, sombong, kemudian terlalu berlebihan. Sehingga mereka akan menurut dan tugas akan bisa dilaksanakan secara maksimal, kalau kita memang dekat dengan anak buah. Itu yang disampaikan oleh Jenderal Sudirman bahwa tempat yang terbaik bagi saya adalah di tengah-tengah prajurit," tutur dia.
Di samping itu, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini pun berharap, buku yang baru saja ia luncurkan tersebut bisa bermanfaat bagi para generasi muda, khususnya perwira di Angkatan Militer dan menjadi pengingat bahwa cita-cita dapat tercapai dengan cara yang tidak instan.
"Dan mudah-mudahan buku ini menginspirasi seluruh perwira-perwira remaja yang nanti ke depan akan meniti karier. Karena di situ (buku) ada kepimpinan bagaimana mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, bagaimana mengasihi sesama manusia, bagaimana menyejahterakan anak buah, di situ juga muncul," tutur dia.
Buku tersebut menceritakan mengenai perjalanan hidup dan karier militer Dudung hingga mampu menyandang pangkat Jenderal sebagai KSAD. Disebutkan, Dudung sempat bekerja sebagai loper koran dan berjualan klepon saat duduk di bangku SMA. Hal ini dia lakukan untuk membantu perekomonian keluarganya yang kurang.