REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pabrik tiner bernama PT Warna Prima Kimiatama yang berlokasi di Jalan Raya Cukang Galih, Kampung Ranca Buntu Nomor 7, Kelurahan Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, mengalami kebakaran pada Kamis (9/6/2022). Diduga ada unsur kelalaian yang mengakibatkan terjadinya insiden tersebut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Abdul Munir mengatakan, kebakaran yang meluluhlantakkan pabrik tersebut terjadi pada sekitar pukul 12.18 WIB. Sekitar pukul 16.14 WIB, sambung dia, petugas sudah mampu mengendalikan si jago merah.
Kemudian, petugas melanjutkan upaya pendinginan di dalam pabrik agar api tidak muncul lagi. "Ada enam unit (mobil pemadam kebakaran) yang diberangkatkan dengan jumlah personel 45 orang," tutur Munir di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis.
Insiden kebakaran yang melanda pabrik tersebut diketahui bukan pertama kalinya terjadi. Munir mengonfirmasi bahwa tempat tersebut juga pernah terbakar pada tahun lalu. "Infonya seperti itu (kejadian kebakaran berulang)," katanya.
Polres Tangerang Selatan (Tangsel) ikut melalukan pemeriksaan terkait insiden kebakaran tersebut. Dugaan sementara, menurut Kapolres Tangsel AKBP Sarly Sollu, penyebab kebakaran yakni adanya unsur kelalaian.
"Penyebabnya ada kelalaian yang mana ada selang yang masuk untuk dikeluarkan daripada pembuangan tangki mobil itu tersumbat, setelah diselidiki ada akinya yang rusak, setelah diperbaiki akinya jatuh dan meledak, sehingga menyebabkan percikan api. Kelalaian ini adalah yang laksanakan sopirnya, mestinya mekanik," ujar Sarly.
Dia mengatakan, jajarannya akan melakukan pendalaman dan pemeriksaan lebih lanjut terkait dugaan penyebab dalam insiden tersebut. Sarly pun meminta pihak pengelola pabrik tiner untuk mengevaluasi kejadian tersebut agar tidak terulang lagi untuk yang kesekian kali.
"Kita minta PT Warna Prima Kimiatama melakukan evaluasi bagaimana keamanan ini tidak terulang lagi karena di sini sekitar pabrik ini adalah permukiman sehingga kita harus minta kepada perusahaan untuk lebih waspada lagi menerapkan SOP (standar operasional prosedur) dan keamanan yang lebih ketat lagi," jelasnya.