REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan melibatkan para camat dalam mengimplementasikan program Lorong Wisata sebagai daya tarik baru sektor pariwisata, yang diawali dengan penandatanganan komitmen bersama.
"Alhamdulillah, penentuan lokasi sudah ditentukan. Kita sudah turun ke lapangan. Lorong Wisata ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan," kata Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi.
Fatmawati mengatakan program tersebut telah dibahas sejak lima bulan lalu. Bahkan secara maraton yang juga melibatkan Dinas Ketahanan Pangan dan instansi terkait lainnya, selain seluruh camat.
"Itu karena di dalamnya terdapat 24 program strategis Pemkot Makassar, salah satunya Lorong Wisata," ucap mantan legislator DPR RI ini menekankan.
Ia berharap sebanyak 15 Camat dari 15 Kecamatan yang ada di Kota Makasar, dapat menjadikan program Lorong Wisata sebagai atensi untuk diperhatikan sesegera mungkin.
"Kita hampir masuk bulan Juni, kita juga sudah punya shelter, maka Agustus mesti harus berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sekali lagi, yang utama program ini harus ada koordinasi yang baik dengan seluruh stakeholders," harapnya.
Rencananya, Lorong Wisata yang sudah terkoneksi dengan Commuter Metro Moda alias Co'mo dan virtual reality (VR) akan diluncurkan pada 17 Agustus 2022, tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Mohammad Roem menambahkan, pihaknya telah menargetkan tujuh lorong wisata prioritas di beberapa titik wilayah kota, salah satu diantaranya menjadi lorong wisata unggulan.
Pihaknya pun telah mengantongi data lokasi lorong dari kecamatan untuk dipetakan Organisasi Perangkat Daerah. Mantan Kepala Bidang Humas Pemkot Makassar ini menyatakan program Lorong Wisata bukan hanya menjadi tupoksi Dinas Pariwisata, tapi program ini dikerjakan bersama organisasi perangkat daerah (OPD) yang berkaitan lainnya.
"Lorong wisata ini adalah pekerjaan bersama. Kalau infrastrukturnya dari teman-teman PU, baik drainase, paving block dan lainnya yang menjadi kebutuhanwarga. Kalau kami lebih ke ornamen kepariwisataan misalnya mural serta pemasaran untuk mendatangkan wisatawan," tutur Roem menambahkan.