Selasa 31 May 2022 11:25 WIB

Wapres Dorong Inovasi Daerah Turunkan Angka Stunting

Prevalensi stunting balita harus terus ditekan hingga target 14 persen pada 2024.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan, tingginya angka stunting berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi.
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan, tingginya angka stunting berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong inovasi daerah untuk membantu penurunan angka stunting di Indonesia. Wapres pun mendukung berbagai upaya yang dilakukan dalam penanganan stunting.

"Kehadiran inovasi daerah yang memanfaatkan kearifan lokal dan menyesuaikan dengan berbagai karakteristik wilayah setempat menjadi penting," kata Wapres saat membuka Peluncuran Buku Melangkah Maju Inisiatif Lokal dalam Menurunkan Stunting di Indonesia, Selasa (31/5).

Dia menilai, inovasi daerah penting karena setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing. "Karena sering kali implementasi program tidak bisa disamakan untuk semua region," tambahnya.

Wapres mengingatkan, prevalensi stunting balita harus terus ditekan hingga target 14 persen pada 2024. Sebab, tingginya angka stunting berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi.

Wapres menjelaskan, upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia saat ini telah dilakukan dan berhasil menurunkan signifikan dari 30,8 persen pada 2018, menjadi 24,4 persen pada 2021.

"Capaian ini tentunya berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja kolaborasi semua pihak, baik di pusat maupun di daerah," ujarnya.

Menurutnya, dengan mengacu pada Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting), Pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan manusia.

Dia juga mendukung berbagai upaya penurunan stunting terus dilakukan. Termasuk kehadiran buku tentang inisiatif penurunan stunting tersebut.

"Saya harap buku ini juga semakin memotivasi para kader, bidan, ahli gizi, petugas kesehatan masyarakat, dan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas mulia menurunkan kasus stunting anak Indonesia, termasuk melalui upaya mendidik dan memberdayakan masyarakat untuk berperan serta mencegah stunting," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement