Ahad 29 May 2022 19:18 WIB

PKS: Kami Sudah tak Mau Lagi di Luar Pemerintahan

PKS bertekad mengusung calon pemimpin Indonesia pada Pilpres 2024.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Sekjen PKS - Aboe Bakar Al-Habsyi. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sekjen PKS - Aboe Bakar Al-Habsyi. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Habib Aboe Bakar Alhabsyi menanggapi ajakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ia membuka peluang itu, tetapi PKS meminta untuk tak mengunci partainya.

"PKS dilepas bebas, siapa pun yang ingin bermain silakan. Mau kejar PKS, InsyaAllah siap, tapi jangan kunci kami, ngerti maksudnya ya," ujar Aboe tanpa menjelaskan lebih detail maksud untuk tidak dikunci itu, usai perayaan Milad ke-20 PKS, Ahad (29/5/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, PKS akan mengkaji tawaran dari PAN untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Pasalnya, ia menyebut bahwa PKS tak ingin lagi berada di luar pemerintahan usai pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Kami sudah tak mau lagi di luar pemerintahan. Kita warga...kita, akan rebut dengan kemenangan, kita ingin mengusung, bukan lagi mendukung," ujar Aboe.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan hadir langsung dalam perayaan Milad ke-20 PKS. Ia pun menggunakan kesempatan pidatonya untuk mengajak PKS bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang telah dibentuk oleh partainya, Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Kami, Golkar, dan PPP mencoba membuat Koalisi Indonesia Bersatu ya itu coba. Maksudnya mudah-mudahan PKS bisa bersama-sama, maksudnya itu jangan dua lagi, calonnya jangan dua lagi Pilpres besok," ujar Zulkifli dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta, Ahad.

Ia menjelaskan, polarisasi di masyarakat masih terasa pasca pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut merupakan dampak hanya hadirnya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang membuat pendukungnya mati-matian membela keduanya.

"Atmosfer kita itu pengap, negatif, dan tidak produktif. Mungkin akibat Pilpres kemarin hanya dua pasang. Karena Pilpres hanya dua pasang, para pendukung mati-matian mendukung kandidatnya," ujar Zulkifli.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement