REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Yayasan Life After Mine (YLAM) menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. YLAM menyerahkan bantuan mobil operasional logistik guna mendukung percepatan pemulihan dan penanggulangan lokasi terdampak bencana alam.
Meluapnya aliran Ciberang membuat empat kecamatan yang berada di daerah aliran sungai (DAS), harus kebanjiran. Kecamatan itu meliputi, Cibeber, Bojongmanik, Cirinten, dan Leuwidamar. "Daerah terdampak banjir dan tanah longsor seperti Kabupaten Lebak ini perlu disiapkan fasilitas pendukung, terutama terkait aspek logistik pada saat proses penanggulangan," kata pembina YLAM Andrew Hidayat di Kabupaten Lebak, Selasa (24/5/2022).
Selaku yayasan binaan MMS Group Indonesia, YLAM memiliki fokus pada isu sosial, kesehatan, dan lingkungan pada masyarakat umumnya serta wilayah pascatambang. Pihak yayasan cukup berperan dalam pada penanggulangan pandemi Covid-19, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 2020-2021.
Menurut Andrew, bantuan mobil operasional dengan tipe double cabin 4x4 untuk mendukung distribusi logistik pada medan yang sulit, diserahkan langsung oleh perwakilan yayasan kepada koordinator bantuan di wilayah Lebak Banten pada awal Mei 2022.
Dia berharap, dengan tersedianya mobil operasional ini dapat membantu masyarakat dalam proses distribusi kebutuhan pokok serta barang lainnya saat proses pemulihan bencana. Andrew menegaskan, yayasan yang dipimpinnya bakal terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mendukung pemulihan daerah terdampak bencana di Kabupaten Lebak.
Kabupaten Lebak merupakan salah satu daerah rawan bencana banjir dan longsor di Indonesia. Adanya cuaca ekstrem, khususnya pada musim hujan dengan curah hujan tinggi sampai 100 milimeter (mm) per detik menyebabkan meluapnya hulu Sungai Cibeurang di wilayah Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebak.
Hal itu menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir tahunan di wilayah Lebak. Berukurangnya resapan air akibat penebangan pohon di daerah aliran sungai (DAS) memperburuk kondisi sungai pada waktu banjir.