Senin 21 Nov 2022 07:27 WIB

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Cuaca Ekstrem Eampai Februari 2023

Banjir, longsor, pergerakan tanah, hingga badai, berpotensi terjadi di Lebak.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga melihat kondisi jembatan yang terputus akibat diterjang banjir bandang di Sukajaya, Kabupaten Lebak, provinsi Banten, Selasa (11/10/2022).
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga melihat kondisi jembatan yang terputus akibat diterjang banjir bandang di Sukajaya, Kabupaten Lebak, provinsi Banten, Selasa (11/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak meminta warga mewaspadai cuaca ekstrem sampai Februari 2023. Hal itu karena Kabupaten Lebak berpotensi terjadi bencana alam, baik badai, banjir hingga longsor.

"Kita terus menyampaikan peringatan kewaspadaan dini guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak, Agus Reza Faisal dalam keterangannya di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Ahad (20/11/2022).

Dia menjelaskan, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa diprediksikan puncak hujan di wilayah Banten, termasuk di Kabupaten Lebak terjadi Desember sampai Februari 2023. Namun, saat ini juga di berbagai wilayah di Banten sudah memasuki musim hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat juga disertai angin kencang dan petir atau kilat.

"Kami minta warga tetap waspada menghadapi musim hujan, karena berpotensi menimbulkan bencana alam," katanya.

Agus mengatakan, BPBD Lebak mengeluarkan peringatan kewaspadaan cuaca ekstrem tersebut sebab, wilayah Kabupaten Lebak sebagian besar menjadi daerah rawan bencana alam seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung, gelombang tinggi dan pohon tumbang. "Kami sudah menyampaikan peringatan kewaspadaan bencana alam ke warga, aparatur desa, kecamatan dan relawan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciujung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak kini bersiaga selama 24 jam menyusul curah hujan tinggi dengan intensitas ringan hingga lebat. Bahkan, curah hujan itu terjadi pada siang, sore dan malam hari. Sehingga dikhawatirkan Sungai Ciujung meluap.

"Kami di sini siaga 24 jam dan jika Sungai Ciujung meluap dipastikan semua warga mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Ujang (55 tahun), warga Rangkasbitung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement