Selasa 24 May 2022 19:24 WIB

Lampung Penghasil Rajungan Terbaik Nasional

Provinsi Lampung punya potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besa

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja mengumpulkan rajungan hasil tangkapan nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja mengumpulkan rajungan hasil tangkapan nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, Lampung menjadi inisiatif pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan menjadi pilot project pertama pada tahun 2017.

"Provinsi Lampung harus menjadi penghasil rajungan terbaik di Indonesia pada 2022 dengan mendorong pengelolaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat," kata Arinal Djunaidi pada Pameran dan Diskusi Program Photovoices di Sheraton Hotel, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga

Gubernur mengatakan, tidak hanya berfokus pada aspek nelayan dan pengolahan, namun juga penyederhanaan dan pengembangan kapasitas perempuan untuk berperan aktif dalam pengelolaan perikanan rajungan secara berkelanjutan. Ia mengatakan, Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar, sehingga menjadi penggerak perekonomian masyarakat termasuk komoditas perikanan rajungan.

Secara geografis, Provinsi Lampung menjadi pintu gerbang Pulau Sumatra yang menghubungkan dengan Pulau Jawa serta dilalui Alur Laut Kepulauan Indonesia. Secara demografis, jumlah penduduk Lampung pada usia produktif merupakan terbesar.

"Provinsi Lampung memiliki begitu banyak keunggulan komparatif baik secara geografis, demografis, dan juga kekayaan alam,” kata Arinal, yang juga mantan kepala Dinas Kehutanan Lampung.

Menurut dia, industri perikanan rajungan menjadi komoditas yang dapat diandalkan untuk menopang mata pencaharian masyarakat, tidak hanya nelayan, tetapi juga seluruh rantai nilai yang terkait.

Ia mengakui stok sumber daya rajungan di perairan Lampung saat ini semakin mengalami tekanan akibat penangkapan ikan secara berlebihan, limbah domestik rumah tangga. pencemaran, dan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Padahal, kata Arinal, potensi sumber daya kelautan dan perikanan Provinsi Lampung sangat besar, termasuk rajungan. Rajungan telah mendukung mata pencarian lebih dari 4.000 nelayan dan 1.000 lebih pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang didominasi kalangan perempuan.

Data Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Provinsi Lampung, ekspor rajungan pada 2021 mencapai 1.578 ton dengan nilai 36,91 juta dolar AS. Nilai tersebut meningkat 50,8 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar 23,83 juta dolar AS dengan volume 1.383 ton. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement