Senin 18 Aug 2025 12:03 WIB

BBTNKS Catat 133 Orang Pendaki Rayakan HUT RI di Puncak Gunung Kerinci

Jumlah itu sesuai kuota pendaki di Kerinci.

Fotografer bersiap memotret Gunung Kerinci yang sedang mengembuskan gas dan material ke udara yang terlihat dari Desa Belui, Depati Tujuh, Kerinci, Jambi, Jumat (4/11/2022). Gunung dengan ketinggian 3.805 mdpl yang masih berada pada level II (waspada) itu kembali mengalami gempa embusan yang terpantau secara visual pada Jumat pagi.
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Fotografer bersiap memotret Gunung Kerinci yang sedang mengembuskan gas dan material ke udara yang terlihat dari Desa Belui, Depati Tujuh, Kerinci, Jambi, Jumat (4/11/2022). Gunung dengan ketinggian 3.805 mdpl yang masih berada pada level II (waspada) itu kembali mengalami gempa embusan yang terpantau secara visual pada Jumat pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) mencatat sebanyak 133 orang pendaki merayakan peringatan HUT Ke-80 RI Tahun 2025 di puncak Gunung Kerinci pada ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut (MDPL). Jumlah itu sesuai kuota pendaki di Kerinci.

"Terkait peringatan HUT RI di Puncak Gunung Kerinci, kami hanya mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tidak sempat upacara karena kondisi cuaca yang tidak mendukung (angin kencang)," kata Kepala BBTNKS, Haidir, melalui rilis yang diterima di Jambi, Senin (18/8/2025).

Baca Juga

Haidir menjelaskan, jumlah pendaki pada tanggal 17 Agustus 2025 di Gunung Kerinci berjumlah 133 orang sesuai kuota pendakian Gunung Kerinci. Jumlah itu di luar porter dan pemandu.

Perayaan HUT RI di puncak Gunung Kerinci tersebut menjadi simbol kebanggaan, sekaligus peringatan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dirayakan secara seremonial di instansi pemerintah dan di kota-kota besar, tetapi juga di tengah alam lestari yang merupakan bagian dari kekayaan bangsa.

Melalui momentum peringatan HUT RI tersebut, ia menyampaikan pesan khusus untuk pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Menurutnya, konservasi taman nasional adalah benteng terakhir dalam menjaga dan melestarikan alam.

 

Konservasi tidak bisa dilakukan sendiri karena konservasi bersifat lintas batas, lintas wilayah, lintas generasi serta lintas sektor dan berbagai pemangku kepentingan.

Mengingat kawasan tersebut terbentang di empat provinsi meliputi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu.

Oleh karena itu, menurutnya konservasi menjadi tanggung jawab bersama, termasuk menjaga kelestarian kawasan TNKS.

"Mari bersama kita jaga alam dan alam akan menjaga kita," kata Haidir.

Turut hadir dalam perayaan tersebut Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan (KLH), Kepala Balai Besar TNKS dan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jambi.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement