REPUBLIKA.CO.ID, SERANG --- Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten menargetkan 10 persen dari jumlah populasi hewan ternak sapi hingga kambing di Banten untuk disuntik obat antibiotik dan vitamin. Hal itu dilakukan menyusul terdeteksinya dua sapi di Banten, tepatnya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Agus Tauchid mengatakan, upaya pemberian stimulus untuk kesehatan hewan ternak tersebut dilakukan sembari menunggu vaksin dari Pemerintah Pusat.
"Sambil menunggu vaksin yang dikeluarkan secara nasional, kami sudah mengadakan tindakan pemberian obat-obatan, suntik vitamin dan antibioti kepada hewan ternak yang ada di Banten," tutur Agus, Jumat (20/5/2022).
Berdasarkan catatannya, populasi hewan ternak di Provinsi Banten sebanyak 37 ribu ekor sapi, 54 ribu ekor kerbau, dan 400 ribu ekor domba, serta 600 ribu ekor kambing. Namun, obat-obatan dan vitamin yang tersedia belum dapat diberikan kepada seluruh populasi hewan ternak tersebut.
"Angkanya kami menyediakan sekitar 10 persen dari populasi, kami pastikan stoknya tersedia dan aman di Banten," terangnya.
Lebih lanjut, Agus menyebut dengan upaya pemberian stimulus obat-obatan dan vitamin kepada hewan-hewan ternak tersebut, dia meyakinkan kondisi para hewan ternak terbebas dari PMK.
Dia memastikan dilakukan upaya pengawasan di titik-titik cek poin, yakni di Pelabuhan Merak yang merupakan perbatasan wilayah Sumatera dengan Jawa, serta Gunung Sindur yang merupakan perbatasan Banten dan Jawa Barat, termasuk hewan ternak yang datang dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Masyarakat diminta tidak perlu khawatir, terlebih saat ini momen menjelang Idul Adha.
"Kondisi PMK seperti ini, inti utama tidak boleh mengganggu rantai tata niaga perdagangan ternak, tetapi tidak boleh mengendorkan persyaratan yang kami terapkan. Kami yakinkan memasuki Idul Adha untuk Banten, ternak tersedia dan kami pastikan dalam keadaan aman dari PMK," jelasnya.