Erwin juga berpendapat, aplikasi Ferizy sebagai satu-satunya tempat membeli tiket penyeberangan justru malah menimbulkan calo-calo baru di sekitar pelabuhan penyeberangan. Penumpang yang kesulitan mengakses aplikasi Ferizy memanfaatkan jasa calo tersebut dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit.
"Supaya cepat dia (penumpang) menggunakan jasa orang untuk bisa masuk dan memesan tiket. Ini kan justru menimbulkan calo-calo baru. Sementara semangat dari industri penyeberangan ini bagaimana ada kepastian harga. Kalau justru menimbulkan beban yang lebih tinggi bagi masyarakat berarti tidak tercapai tujuan itu," ujarnya.
Menurut Erwin, ada beberapa hal yang bisa dilakukan PT ASDP Indonesia Ferry untuk mempermudah penumpang dalam melakukan pembelian tiket. Salah satunya dengan menggunakan teknologi sederhana seperti yang telah diterapkan di jalan tol. "Menggunakan e-Money itu bisa lebih cepat dan tidak ada beban biaya tambahan," kata Erwin.