REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku sempat memiliki persepsi negatif dengan BUMN saat belum menjadi menteri BUMN. Kala itu, Erick memandang BUMN tak ubahnya seperti menara gading yang serba enak dan asik dengan dunianya sendiri.
"Latar belakang saya kan kreator, aktif di media dan olahraga, sebelum diberikan amanah menjadi menteri dan pelayan publik. Saya mau jujur, ketika saya di swasta, persepsi saya ke BUMN negatif, saya merasa BUMN itu seperti menara gading yang enak dilihat tapi keras dipegang," ujar Erick saat memberikan pembekalan peserta rekrutmen bersama BUMN 2022 bertajuk "Berkarya untuk Indonesia" di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Pandangan Erick berubah total saat mendapatkan amanah untuk memimpin BUMN. Erick melihat BUMN punya peran begitu besar bagi masyarakat dibandingkan saat dirinya masih di swasta.
Erick pun bertekad melakukan transformasi menyeluruh agar potensi BUMN yang besar bisa benar-benar optimal dampaknya bagi masyarakat. Erick mencontohkan program kredit usaha rakyat (KUR) yang 92,4 persen berasal dari bank-bank BUMN.
Sama dengan program Mekaar yang kini telah menaungi 12,7 juta nasabah ibu-ibu di seluruh penjuru desa. Belum lagi program Makmur yang menjadi sebuah ekosistem pertanian terintegrasi demi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Erick juga melihat peran besar BUMN sebagai penyeimbang pasar manakala harga kebutuhan pokok masyarakat tengah melambung tinggi.
"Kalau ada operasi pasar, kita duluan yang masuk. Hal-hal ini menyadari saya betapa pentingnya BUMN. Saya berharap generasi muda harus juga punya paradigma dan keterbukaan yang berubah 100 persen," ucap Erick.
Erick mengaku menaruh harapan besar terhadap para generasi muda yang akan bergabung di BUMN untuk melanjutkan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat. Erick menyadari dia dan para menteri lain memiliki keterbatasan waktu dalam mengemban amanah.
"Saya berharap apa yang kita bangun sama-sama mohon diteruskan, apa yang kurang dari saya jangan diteruskan, apa yang bagus saya mohon pertahankan karena ini bagian kita dalam membuat legacy ke depan sebagai bangsa Indonesia," kata Erick.