REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA--Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendorong peningkatan konsumsi masyarakat terhadap pangan lokal sehingga menjadi lebih variatif dan tak hanya terfokus pada satu jenis saja.
Salah satunya dengan mendorong agar para aparatur sipil negara (ASN) maupun masing-masing perangkat daerah meningkatkan konsumsi dengan berbagai variasi pangan lokal, kata Sekretaris Daerah Kalteng Nuryakin di Palangka Raya, Ahad (15/5/2022)."Jadi baik ASN maupun perangkat daerah bisa memberikan contoh kepada masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan konsumsi pangan lokal ini," ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Sunarti menambahkan, Kalteng memiliki pangan lokal yang cukup beragam. Mulai dari berbagai jenis beras lokal seperti beras Siam Epang, Talun Setia, maupun pangan bukan beras seperti keladi korup matah dari Lamandau, serta lainnya. Dalam hal ini, sudah biasa diterapkan perangkat daerah lingkup pemprov di antaranya seperti dalam penyediaan camilan kegiatan rapat berupa makanan dengan bahan baku pangan lokal.
Hal ini sudah mulai rutin dilaksanakan dan sudah ada surat edarannya dari gubernur," katanya yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng tersebut.
Pemprov bersama pihak terkait lainnya seperti Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) memiliki kebun percontohan dalam pengembangan berbagai jenis pangan lokal, baik di area perkantoran maupun kebun PKK. Adapun upaya ini selain untuk meningkatkan pola konsumsi masyarakat terhadap pangan lokal, juga sebagai gerakan menyukseskan penganekaragaman atau diversifikasi pangan. Pemerintah pusat khususnya Kementerian Pertanian dalam beberapa waktu terakhir terus menggaungkan serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat, salah satunya melalui diversifikasi pangan.
Gerakan ini juga merupakan salah satu strategi penyediaan pangan yang memadai sesuai kebutuhan, terlebih di masa pandemi Covid-19. Upaya memasyarakatkan diversifikasi pangan harus terus didorong, sehingga pada akhirnya potensi pangan lokal yang ada bisa dimaksimalkan pemanfaatannya, sekaligus meningkatkan gizi masyarakat.