Selasa 10 May 2022 03:25 WIB

Menkes: Penyakit Mulut dan Kuku Sepenuhnya Hanya Menyerang Hewan

Pakar sebut banyak yang sama penyakit mulut dan kuku dengan PTKM

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menyikapi kejadian munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan, Kementerian Pertanian secara aktif telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran dan tracing penyakit ini.
Foto: istimewa
Menyikapi kejadian munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan, Kementerian Pertanian secara aktif telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran dan tracing penyakit ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penyakit mulut dan kuku yang menyerang sejumlah hewan ternak di Jawa Timur sangat jarang ditemukan menular ke manusia.

“Kami sudah diskusi dengan WHO, Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), bahwa penyakit mulut dan kuku ini memang domainnya ada di hewan jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia,” ujarnya, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Menkes menambahkan, virus yang menyerang hewan ini berbeda dengan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang ditularkan hewan kalelawar ke manusia, maupun flu babi dan flu burung.

“Khusus untuk mulut dan kuku, virus ini memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua, jadi sangat jarang yang meloncat ke manusia. Jadi tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusianya,” kata Menkes.

Hal senada diungkapkan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama. Ia mengatakan, penyakit mulut dan kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit pada hewan yang praktis tidak menular pada manusia.

"PMK bukanlah masalah kesehatan masyarakat, dan sepenuhnya masalah kesehatan hewan. Memang pernah ada laporan penularan pada manusia, seperti misalnya disampaikan European CDC pada 2012 yang berjudul “Transmission of Foot and Mouth disease to humans visiting affected areas”, tetapi itu adalah sangat jarang dan hanya terjadi pada mereka yang betul-betul kontak langsung," terangnya.

Memang, sambungnya, terkadang ada yang keliru menghubungkan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan dengan Penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) (Hand Foot Mouth Disease – HFMD) pada anak dan bayi. Padahal, keduanya tidak berhubungan sama sekali, dua penyakit berbeda, penyebabnya juga virus yang berbeda

Karena, bila Penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) (Hand Foot Mouth Disease – HFMD) pada anak dan bayi maka disebabkan oleh enterovirus 71, sementara penyakit mulut dan kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease (FMD) pada hewan disebabkan Aphthovirus, yang merupakan bagian dari Picornaviridae, dan ada 7 strainnya (A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1). 

Sebagai informasi bahwa Penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) (Hand Foot Mouth Disease – HFMD) pada anak dan bayi ditandai dengan demam; munculnya rash (ruam pada kulit) dan blister (benjolan kecil) di telapak kaki, tangan dan mukosa mulut, cenderung tidak nafsu makan, malaise dan nyeri tenggorok. Biasanya, setelah satu atau dua hari setelah demam, timbul keluhan nyeri di mulut dimulai dari blister sampai kemudian dapat menjadi mucus. Lesi dapat terjadi pada lidah, gusi atau bagian dalam mulut lainnya.

"Penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) (Hand Foot Mouth Disease – HFMD) pada anak dan bayi bukanlah penyakit berat, dan akan sembuh dalam 7-10 hari, pengobatan hanya bersifat suportif," tuturnya

Walau pada kejadian sangat jarang, HFMD akibat EV 71 juga dapat menyebabkan meningitis dan bahkan encephalitis. Infeksi EV 71 bermula dari saluran cerna yang kemudian menimbulkan gangguan neurologik. Selain itu, HFMD akibat coxsackievirus A16 juga dapat menyebabkan meningitis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement