REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perumda PAM Jaya Syamsul Bachri Yusuf menyebutkan, pihaknya merampingkan secara bertahap komposisi karyawan dan integrasi organisasi dari dua mitra, yakni PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta. Syamsul menjelaskan, perampingan karyawan terjadi seiring dengan pengambilalihan operasi dan aset dari dua mitra yang sudah menjalin kerja sama selama 25 tahun.
"Ketika terjadi akuisisi perusahaan, kita tidak bisa menutup mata bahwa akan terjadi perampingan. Dulu misalnya masing-masing ada direktur keuangan, sudah pasti direktur keuangan hanya satu," kata Syamsul saat ditemui di kantor Pusat PAM Jaya, Jakarta, Rabu (28/4/2022).
Syamsul menjelaskan, proses perampingan karyawan dimulai sejak tahun ini hingga berakhirnya kontrak kerja sama dengan kedua mitra pada Januari 2023. Per 1 Februari 2023, PAM Jaya sepenuhnya akan mengelola sistem air minum di Ibu Kota.
Tidak seperti sebelumnya yang menjadi pengawas terhadap dua mitranya, PAM Jaya nantinya memegang kendali penuh atas seluruh investasi pengelolaan air minum, operasional, SDM dan aset-aset seperti instalasi pengolahan air. Adapun jumlah karyawan untuk pelayanan air minum baik di PAM Jaya, Palyja dan Aetra tercatat mencapai 3.000 orang.
Mereka terdiri 200 karyawan PAM Jaya yang bekerja di kantor pusat, 200 karyawan PAM Jaya yang ditempatkan di perusahaan mitra (seconded atau perbantuan), serta 1.500 karyawan yang direkrut langsung oleh perusahaan mitra (direct hire), serta sisanya berasal dari perusahaan alih daya (outsourcing).
"Apakah semuanya akan pindah ke PAM Jaya? kalau yang seconded pasti pindah, yang direct hire ini ya, kita tidak bisa menutup mata terjadi perampingan. Perampingan dan integrasi organisasi itu sudah mulai kita canangkan secara bertahap," ujar Syamsul.