Selasa 01 Feb 2022 10:37 WIB

PAM Jaya Butuh 1,5 Juta Pelanggan Baru Layani 100 Persen Warga Jakarta

PAM Jaya butuh dana Rp 30 triliun dan jaringan 4.200 km untuk layani semua warga DKI.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air PT PAM Lyonnasise Jaya (Palyja) Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air PT PAM Lyonnasise Jaya (Palyja) Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PAM Jaya, Syamsul Bachri Yusuf, mengatakan, menjelang usai 100 tahun, PAM Jaya memiliki target 100 persen pemenuhan cakupan air bersih bagi masyarakat Ibu Kota. Namun demikian, kata dia, untuk bisa mewujudkan hal itu maka membutuhkan sekitar satu hingga 1,5 juta pelanggan baru hingga 2030.

"Pelanggan PAM Jaya itu saat ini 0,9 juta, cuman satu Juta. Idealnya pelanggan PAM Jaya 2,2 juta," kata Syamsul ketika ditemui awak media di Jakarta, Senin (31/1). Dia menjelaskan, kendala saat ini tidak hanya pada pelanggan yang belum terpenuhi air bersih, tetapi juga pada kapasitas dan jaringan perpipaan yang perlu ditingkatkan.

Baca Juga

Menurut Syamsul, saat ini cakupan kapasitas air PAM Jaya hanya sekitar 22 ribu liter per detik. Padahal, butuh sekitar 11 ribu liter per detik lagi demi mencakup pelanggan 100 persen. "Jaringan perpipaan juga butuh 4.200 kilometer lagi," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, perursahaan membutuhkan dana sekitar Rp 30 triliun hingga 2030. Dana tersebut akan dialokasikan untuk peningkatan kapasitas air dan jaringan perpipaan sehingga bisa mencakup 100 persen penduduk di Jakarta.

Jika PAM Jaya menginginkan 100 persen cakupan air bersih bagi warga Jakarta, kata dia, perlu peningkatan pelanggan menjadi sekitar 2,2 hingga 2,6 juta pelanggan. Oleh sebab itu, dia menilai, ada tantangan besar hingga 2023 nanti dalam menambah sekitar satu hingga 1,5 juta pelanggan. "Nah ini dampaknya. Kalau dikalkulasi, nilai investasi yang dibutuhkan itu sekitar Rp 30 triliun," ucap Syamsul.

Kendati demikian, dia tidak memerinci dari mana pemenuhan dana tersebut selain dari APBD DKI yang dikonfirmasinya juga terbatas karena pandemi Covid-19. Syamsul menegaskan, dana investasi akan digunakan untuk capital expenditure hingga modal kerja. Dia menambahkan, PAM Jaya masih bisa mengkaji pendanaan dari pihak swasta atau penyertaan modal Pemprov DKI sebagai pemegang saham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement