Kamis 28 Apr 2022 03:03 WIB

Satgas: Capaian Vaksinasi Faktor Penentu Terkendalinya Kasus Covid-19

Capaian vaksinasi yang tinggi akan membentuk kekebalan komunitas yang baik.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan pemudik dil posko layanan vaksinasi Covid-19 di Rest Area 86 ruas Tol Cipali, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan, saat ini capaian vaksinasi COVID-19 di daerah menjadi salah satu faktor penentu terkendalinya kasus.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan pemudik dil posko layanan vaksinasi Covid-19 di Rest Area 86 ruas Tol Cipali, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan, saat ini capaian vaksinasi COVID-19 di daerah menjadi salah satu faktor penentu terkendalinya kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan, saat ini capaian vaksinasi COVID-19 di daerah menjadi salah satu faktor penentu terkendalinya kasus. Pasalnya, capaian yang tinggi akan membentuk kekebalan komunitas yang baik. 

Penting diketahui dengan meratanya kekebalan komunitas di daerah, maka semakin optimal kekebalan komunitas secara nasional. Sehingga meminimalisir potensi penularan akibat masyarakat yang berpergian antar wilayah.

Baca Juga

"Secara umum, capaian vaksinasi nasional sudah cukup baik, meskipun pemerataan cakupan vaksin ini masih harus terus ditingkatkan. Ditambah pula, kita masih perlu meningkatkan capaian vaksinasi booster," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Rabu (27/4/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Berdasarkan data capaian nasional, sayangnya ada beberapa daerah dengan cakupan vaksin dosis lengkapnya belum mencapai target 70 persen. Bila merujuk hasil survei online ketiga dari Kementerian Perhubungan tentang Potensi Pergerakan Orang Selama Angkutan Lebaran menyatakan ada 5 provinsi di Pulau Jawa yang menjadi tujuan mudik terbanyak hingga 75 persen dari total pemudik.

Sementara data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kelima provinsi tersebut cakupan vaksin dosis lengkapnya berkisar antara 78 persen-100 persen. Namun, pada cakupan vaksinasi booster-nya masih harus terus ditingkatkan karena baru 2 dari 5 provinsi yang mencapai target 30 persen.

Jika dirincikan lagi dari 5 provinsi tersebut, rata-rata cakupan dosis lengkap kelompok rentan untuk golongan warga lansia adalah 79 persen dan dosis booster 27,2 persen. Untuk anak (12-17 tahun) rata-rata cakupan dosis lengkap adalah 90,4 persen dan dosis booster masih 2,5 persen.

"Belum meratanya cakupan vaksin dosis lengkap serta capaian booster yang masih perlu ditingkatkan tentunya perlu untuk menjadi kewaspadaan kita bersama," ingat Wiku.

Adapun pada kelimanya dapat terlihat perbandingannya, secara berurutan dari tujuan terbanyak di Jawa Tengah mencapai 27,5 persen atau 23.5 juta pemudik dengan cakupan vaksin booster 17,5 persen. Diikuti, Jawa Timur mencapai 19,6 persen atau 16.8 juta pemudik, dengan cakupan vaksin booster 14,2 persen Jawa Barat (non-Jabodetabek) 17,2 persen atau 14.7 juta pemudik dengan cakupan booster 32,3 persen, wilayah Jabodetabek 7 persen atau 5.9 juta pemudik, dengan cakupan vaksin booster 32,2 persen, serta DI Yogyakarta 4,6 persen atau 3.9 juta pemudikbdengan cakupan booster 29,1 persen.

Pada sisi lain, provinsi-provinsi yang tidak menjadi tujuan mudik tetap harus meningkatkan cakupan vaksinasinya. Sebab nyatanya masih ada provinsi yang belum mencapai target 70 persen vaksinasi dosis lengkap. Terlebih pula, apabila penduduknya menjadi pemudik ke daerah lainnya. Meskipun provinsi-provinsi ini juga menjadi tujuan mudik meskipun dalam jumlah kecil.

Hal ini harus menjadi perhatian pada 5 provinsi dengan capaian vaksin dosis lengkap terendah. Yaitu, Papua cakupan dosis lengkap sebesar 24,6 persen Papua Barat cakupan dosis lengkap 44,1 persen, Maluku cakupan dosis lengkap 44,6 persen, Sulawesi Barat 52,5 persen dan Maluku Utara 51,5 persen.

Dan penting diketahui, dengan kekebalan komunitas dari vaksin dapat melindungi wilayah lainnya. Sebab, semakin tinggi kekebalan komunitas di suatu wilayah, maka semakin kecil potensi penularan di wilayah tersebut. Sehingga, potensi penularan dari masyarakat yang menetap pada wilayah tersebut dan bepergian ke wilayah lain, akan semakin kecil pula.

"Dengan demikian, semakin merata kekebalan komunitas pasca vaksinasi pada seluruh provinsi, maka akan semakin optimal pula kekebalan komunitas pada tingkat nasional," kata Wiku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement