REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho Ambardi menilai pencapaian Erick Thohir (ET) masuk dalam empat besar menteri berkinerja paling baik merupakan hasil transformasi yang terus dijalankan. Keberhasilan Erick memimpin BUMN menjadi salah satu faktor yang membuat dirinya menjadi calon nonparpol yang memiliki elektabilitas tertinggi dalam hasil survei Indikator Politik.
"Saya kira, ada hubungan antara langkah atau salah satu kebijakan yang diambil ET sebagai Menteri BUMN dengan concern publik tentang pentingnya peluang kerja bagi masyarakat," ujar Kuskridho pada Rabu (27/4/2022).
Kuskridho menyampaikan, bukaan lowongan kerja di berbagai BUMN beberapa waktu lalu menjawab concern tersebut dan sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, sikap publik pemilih yang positif terhadap kebijakan itu akan membawa dampak positif pula pada sikap dan penilaian publik pemilih.
"Ujungnya, itu bisa menaikkan dukungan terhadap ET. Dalam hal ini dukungan elektoral publik pemilih," ucap Kuskridho.
Melihat data survei tersebut, Kuskridho menilai ET perlu memperluas kemungkinan serapan BUMN terhadap tenaga kerja di Indonesia. Hal ini dilakukan guna mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan publik atas kapabilitas kepemimpinan Erick.
Namun, ucap Kuskridho, hal ini harus dilakukan dengan tetap mengembangkan kinerja BUMN dan menyehatkannya sehingga pertumbuhan BUMN bisa berarti membuka serapan tenaga kerja yang lebih besar. "Intinya, apa yang dilakukan selama ini di BUMN perlu dilanjutkan," lanjutnya.
Kuskridho mengatakan tantangan Erick ialah menjaga momentum meningkatnya sikap dan dukungan publik terhadapnya. Kuskridho menilai serapan tenaga kerja oleh BUMN juga bisa diluaskan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja yang ada di BUMN.
"Lebih luas lagi, bagaimana BUMN tersebut bisa membawa ripple effects ke sektor di luar BUMN yang juga membuka lapangan kerja baru. Misalnya kerja sama BUMN dengan UMKM yang sekarang tampaknya juga sedang digalakkan," kata Kuskridho.
Sebelumnya, hasil survei Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Erick belum ada tandingannya dalam klaster calon nonparpol. Erick menjadi calon nonparpol yang memiliki elektabilitas tertinggi.
Direktur Eksekutif Indikator Politik menilai, Erick Thohir menjadi anomali dari daftar enam besar capres dengan elektabilitas tertinggi. Pasalnya Erick bukan berlatar partai politik.
"Menariknya, nama-nama yang muncul ini (dengan elektabilitas tertinggi) adaah nama orang partai. Nama-nama nonpartai yang muncul salah satunya adalah Ridwan Kamil dan Erick Thohir," ujar Burhanuddin.
Tren elektabilitas Erick naik 100 persen jika dibandingkan hasil survei Indikator pada awal Februari 2022. Pada Februari elektabilitas Erick berada di kisaran 1,3 persen. Kini angka elektabilitasnya telah menyentuh 2,4 persen.