REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bambang Noroyono
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menuding adanya rencana kelompok terorisme lokal, Negara Islam Indonesia (NII) yang akan menggulingkan pemerintahan resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum 2024. Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Densus 88, Komisaris Besar (Kombes) Aswin Siregar mengatakan hal tersebut, setelah satuan khusus antiterorisme itu, meringkus 16 orang anggota NII itu di wilayah Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) beberapa waktu lalu.
“Barang bukti yang ditemukan menunjukkan sejumlah rencana yang tengah dipersiapkan oleh jaringan NII Sumatera Barat, yakni upaya melengserkan pemerintahan yang berdaulat,” begitu kata Aswin, dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/4/2022).
Namun, Aswin tak menjelaskan bukti-bukti yang dia maksud. Pun detail rencana yang Densus 88 dapatkan dari tudingan rencana menggulingkan pemerintahan tersebut.
Aswin hanya mengatakan, dari penelusuran penyidik Densus 88, rencana NII Sumbar menggulingkan pemerintahan resmi itu, akan dilakukan sebelum 2024. Menurutnya, rencana tersebut akan dilakukan melalui aksi-aksi terorisme.
“Terdapat potensi-potensi ancaman dari rencana-rencana serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah untuk mempersiapkan senjata-senjata tajam, dan para pandai besi,” begitu kata Aswin.
Densus 88, kata Aswin juga mendeteksi keberadaan NII di Sumbar yang kembali muncul untuk memperjuangkan paham-paham kepemimpinan Islam di Indonesia, dengan mengubah sistem pemerintahan menjadi syariah, dan khilafah. Paham-paham tersebut, dikatakan Aswin mengacu pada pola serupa NII 1960-an, pada era Kartosoewirjo.
Aswin mengatakan, dari penelusuran Densus 88, keberadaan NII ini, adalah salah satu kelompok terorisme lokal yang dinilai potensial menjadi ‘momok’ di masyarakat. Menurut dia, NII di Sumbar terbilang beranggotakan banyak orang dan terstruktur dalam merencanakan aksi, maupun organisasi.
Aswin mengungkapkan, dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh satuan khusus antiteror Polri tersebut, tercatat ada sekitar 1.125 anggota NII yang tersebar di berbagai wilayah tersebut. Dikatakannya, NII berpusat di Sumbar, namun terstruktur sampai level kecamatan di berbagai wilayah.
“NII sudah tersebar masif di Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan berbasis di Sumatera Barat,” ujar Aswin.
Aswin mengungkapkan, dari keterangan 16 anggota NII yang tertangkap, menyebutkan NII memiliki struktur sampai ke level terbawah, yang diistilahkan sebagai cabang di kecamatan, atau CV.
“Dengan anggota mencapai 1.125 orang anggota,” ujar Aswin.
Dari ribuan anggota tersebut, dikatakan dia, 400-an di antaranya adalah nama-nama yang anggota aktif pada kelompok tersebut. “Selebihnya merupakan anggota nonaktif, yang sudah berbaiat, tetapi belum aktif dalam keterlibatan dalam kegiatan NII,” ujar Aswin.
Tetapi, kata Aswin, di luar 400-an anggota aktif tersebut, sisanya diyakini dapat menjadi personel aktif yang siap untuk ditugaskan dalam kegiatan NII.