Kamis 14 Apr 2022 11:20 WIB

BKKBN Sebut Angka Kematian Ibu dan Stunting 24,4 Persen Masih Tinggi

BKKBN ingin ada upaya penurunan angka stunting di Provinsi Gorontalo.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso.
Foto: Dok BKKBN
Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo menggelar temu kerja konvergensi dalam percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan stunting di Kota Gorontalo. "Kami mewakili Kepala BKKBN pusat untuk menghadiri program bangga kencana pada esok hari, dan hari ini adalah prarakerda," kata Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis (14/4/2022).

Sukaryo mengatakan, upaya penurunan stunting diperlukan perhatian bersama mengingat angka AKI dan stunting masih cukup tinggi yaitu 24,4 persen untuk skala nasional. "Ini memang menjadi konsern kita bareng-bareng itu untuk kita nanti menurunkan stunting pada tahun 2024 dan mudah-mudahan sesuai dengan target nasional 14 persen," tuturnya.

Sukaryo menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama dalam menurunkan angka stunting. Di antaranya, adanya komitmen semua pihak, komunikasi atau kampanye yang mengedukasi masyarakat, konvergensi perpaduan lintas sektor dan perbaikan gizi.

Kepala Perwakilan BKKBN Gorontalo, Hartati Suleman berharap, upaya penurunan angka stunting di wilayah Gorontalo bisa terlaksana dengan baik dan mencapai target sebagaimana yang telah ditentukan. "Nantinya dari satgas yang dibentuk dua minggu lalu yang diberikan tugas di tingkat kabupaten dan kota, dan untuk yang Satgas utama, koordinator dan manajer program yang ada di tingkat provinsi itu bisa terlaksana dengan baik," kata Hartati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement