REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bakal menghentikan peredaran telur cokelat Kinder untuk sementara waktu sampai dipastikan tidak mengandung cemaran Salmonella. Dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial Syam, menjelaskan, bakteri Salmonella kemudian menyebabkan infeksi usus halus atau tipes.
"Kuman Salmonella Typhosa menyebabkan infeksi usus yang orang bilang tipes karena terkait makanan. Kuman ini ditemukan pada makanan yang tercemar," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/4).
Ketika orang yang mengonsumsi makanan tercemar bakteri ini dalam kondisi daya tahan tubuhnya tak bagus, ia bisa terinfeksi kuman salmonella.
Sama seperti infeksi bakteri pada umumnya, gejala infeksi salmonella, yaitu demam tinggi, terutama malam hari. Kemudian mungkin saat pagi dan siang hari tak demam tapi ketika menginjak sore hari mulai mengalami kenaikan suhu tubuhnya.
"Karena menyerang usus, (gejala) pasien bisa saja disertai dengan mual, muntah, bisa juga susah buang air besar atau malah diare," katanya.
Pasien yang terinfeksi ini bisa mengalami dehidrasi dan nafsu makan yang menurun. Pasien-pasien ini harus dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik melalui infus, atau mungkin perlu tambahan cairan dan makanan.
Ari mewanti-wanti penyakit akibat bakteri Salmonella ini tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, ketika daya tahan tubuhnya drop dan mengalami infeksi ini, maka bisa berakibat fatal.
"Ini bisa masuk darah dan terjadi komplikasi mengancam jiwa (sepsis). Bahkan racun tipes bisa mengganggu otak bahkan bisa kematian," katanya.
"Sebenarnya pasien bisa dirawat di rumah tetapi kalau kondisinya berat tentu harus dirawat di RS," katanya.
Ketika ditegakkan diagnosis tipes, dia melanjutkan, maka pasien harus mengubah pola makan, yaitu konsumsi bubur, dan hindari makanan pedas dan asam karena bisa memicu diare. Kemudian, Ari meminta pasien sebaiknya konsumsi putih telur, tahu, tempe, ikan, ayam, dan menghindari makanan terlalu banyak lemak.
Sebelumnya, beberapa produk Kinder yang terdaftar di BPOM yang dihentikan peredarannya, di antaranya Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls.
"BPOM akan menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu, sampai dipastikan produk tersebut tidak mengandung cemaran bakteri Salmonella," kata BPOM dalam keterangan resmi pada Senin (11/4).
Guna mengetahui ada atau tidaknya cemaran Salmonella, BPOM akan melakukan random sampling dan pengujian di seluruh wilayah Indonesia terhadap produk merek Kinder yang terdaftar. Produk merek Kinder yang terdaftar di Badan POM berasal dari India. Tepatnya, diproduksi oleh Ferrero India PVT, LTD.
Selain beda tempat produksi, nama varian produk Kinder yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ditarik di Inggris dan negara Eropa. Sebelumnya, pada 2 April 2022 FSA Inggris menerbitkan peringatan publik terkait penarikan secara sukarela produk cokelat merek Kinder Surprise karena diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non-thypoid).