Andreas menjelaskan, penyebab utama kepunahan puluhan spesies ikan itu jelas karena pencemaran. Investigasi pihaknya menemukan bahwa pabrik tekstil dan pabrik kertas membuang limbahnya ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu dengan sempurna.
Limbah cair yang diolah tidak sempurna itu, kata dia, memerlukan proses dekomposisi lebih lama di ekosistem sungai. Alhasil, limbah itu memunculkan substrat hitam yang berbau dan beracun.
Substrat hitam itu lantas menutupi dasar sungai. Padahal, ikan membutuhkan permukaan dasar sungai yang kasar, berbatu atau kerikil, untuk menempelkan telurnya.
"Substrat hitam itu menyebabkan permukaan dasar sungai menjadi licin sehingga telur ikan tidak bisa bertahan, lalu mati dan hanyut," kata peneliti ikan ini.
Menurut Veryl Hasan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, kepunahan juga terjadi karena limbah cair industri itu mempengaruhi hormon ikan. Bahan kimia itu memblokir sintisa protein pembentukan ikan kelamin jantan.
Akibatnya, kata Verile, sungai didominasi ikan betina. Kini ikan betina komposisinya 80 persen. Seharusnya, komposisi ikan betina dan jantan adalah sama-sama 50 persen.
"Ketidakseimbangan komposisi kelamin ikan ini menyebabkan penurunan populasi," ujar Veryl. Dia menambahkan, racun pada limbah industri juga mengakibatkan kematian ikan secara massal.