REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mencatat lebih dari 13 juta kematian terjadi setiap tahunnya akibat pencemaran lingkungan. Polusi udara juga menyebabkan jutaan kematian.
"WHO memperkirakan bahwa terjadi lebih dari 13 juta kematian setiap tahunnya di dunia akibat berbagai jenis pencemaran lingkungan," ujar Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/4/2022).
Data WHO yang juga menyatakan bahwa polusi udara menyebabkan sekitar 7 juita kematian setiap tahunnya di dunia. Belum lagi hilangnya jutaan hari kerja produktif. Ia menyebutkan data dari 117 negara yang secara teratur memonitor kualitas udanya menunjukkan bahwa udara di 17 persen kota di negara berpenghasilan tinggi ternyata masih ada dibawah standar sehat WHO untuk kadar PM2.5 atau PM 10.
Pada negara berpenghasilan rendah dan menengah, dia melanjutkan, maka hanya sekitar 1 persen kotanya yang kadar kesehatan udaranya sesuai dengan standar WHO. "Sekitar 4000 kota di dunia di 74 negara mengumpukan data NO2 dari lapangan secara akurat dan berkala. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya sekitar 23 persen orang yang tinggal di kota-kota ini yang menghirup udara yang kadar Nitrogen dooksida (NO2) nya masih dalam batas-batas normal," ujarnya.
Dia menjelaskan, partikulat di udara khususnya PM2.5 dapat masuk dalam sekali ke paru-paru dan lalu menyebar melalui peredaaran darah. Partikulat ini juga dapat menimbulkan gangguan pada sistem kardiovaskular dengan berbagai jenis penyakit jantungnya, penyakit serebovaskular seperti stroke dan lain-lain serta gangguan pada paru dan sistem respirasi.
"NO2 berhubungan dengan berbagai penyakit paru dan pernapasan, seperti asma bronkial dan lain-lain dan menyebabkan berbagai keluhan respirasi seperti batuk, bising mengi, sesak napas dan lainnya serta tidak jarang menyebabkan seseorang harus dirawat di rumah sakit karenanya," katanya.
Untuk membuat dunia yang lebih sehat, ia mengajak semua pihak perlu menggunakan energi yang bersih dan sehat. Negara-negara di dunia mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kualitas udara, juga diminta untuk melakukan monitoring pencemaran dengan baik, serta mengidentifikasi sumber-sumber pencemar udara dan mengatasinya.
"Untuk industri maka perlu amat diawasi pengelolaan limbahnya agar tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat disekitarnya," katanya.
Selain itu ia merekomendasikan perlunya upaya serius untuk mengatasi kebakaran hutan diberbagai belahan dunia ini. Ia menegaskan, polusi udara perlu jadi bagian penting kurikulum pendidikan petugas kesehatan dari semua tingkatannya.