REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Aksi 11 April di Padang, Sumatera Barat, sempat diwarnai kericuhan dan tembakan gas air mata. Namun, Kapolda Sumatra Barat, Irjen Teddy Minahasa Putra mengapresiasi jalannya aksi yang tanpa provokasi.
Teddy mengatakan, tidak ada korban luka dalam kericuhan yang sempat terjadi. Aksi para mahasiswa juga dinilai tidak ada penyusup, penunggang, maupun provokator.
“Alhamdulillah, secara umum unjuk rasa hari ini di Sumbar yang digelar di 11 kabupaten dan kota berjalan lancar. Tak ada anarkisme,” kata Teddy saat meninjau gedung DPRD Sumbar usai demo, Senin (11/4/2022), petang.
Menurut Teddy, gesekan yang terjadi saat aksi hanya bentuk melampiaskan kekesalan mahasiswa. Kalaupun ada aksi lempar-lemparan, menurut dia itu hanya bentuk kenakalan remaja saja. Tidak mengarah kepada anarkisme.
“Mahasiswa menyampaikan pendapat di muka umum tersalurkan dengan baik. Bahkan, mahasiswa diterima Ketua DPRD. Yang terpenting tidak ada korban, baik luka-luka apalagi korban jiwa. Itu yang terpenting,” ujar Teddy.
Aksi mahasiswa di DPRD Sumbar mulai kurang kondusif begitu massa mulai mencoba masuk gedung DPRD sekitar pukul 16.00 WIB. Tapi massa terhalang oleh petugas keamanan yang sudah siaga di sekitar pintu masuk DPRD.
Kericuhan tak terelakkan. Kepolisian mencoba membubarkan massa dengan gas air mata. Massa aksi pun membalas dengan lemparan batu ke arah polisi.