Senin 04 Apr 2022 16:57 WIB

Mobilitas Masyarakat Capai Puncak Tertinggi di Saat BA.2 Mendominasi

Masyarakat Indonesia dinilai sudah memiliki imunitas tinggi terhadap Covid-19.

Sejumlah warga saat mengunjungi Jembatan Penyeberangan Orang dan Sepeda Pinisi di kawasan Sudirman, Jakarta, Ahad (3/4/2022). Kondisi Covid-19 yang menurun meningkatkan mobilitas masyarakat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga saat mengunjungi Jembatan Penyeberangan Orang dan Sepeda Pinisi di kawasan Sudirman, Jakarta, Ahad (3/4/2022). Kondisi Covid-19 yang menurun meningkatkan mobilitas masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah, Lintar Satria Zulfikar

Tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mendorong peningkatan mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan secara signifikan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, mobilitas masyarakat saat ini bahkan mencapai tingkat tertinggi sejak pandemi melanda Indonesia.

Baca Juga

Kondisi inipun dinilainya menunjukan situasi pandemi yang telah terkendali dengan baik dan memberikan rasa aman serta nyaman terhadap masyarakat untuk beraktivitas. “Mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar rumah juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Mobilitas masyarakat mencapai tingkat tertinggi semenjak pandemi melanda negeri kita ini,” kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (4/4/2022).

Dengan terjadinya perbaikan kondisi Covid-19 saat ini, lanjut Luhut, pemerintah akan terus melakukan transisi dan mengembalikan kehidupan serta aktivitas ekonomi masyarakat mendekati ke tingkat yang normal.

Tren penurunan kasus ini terlihat di seluruh indikator secara nasional. Jumlah kasus harian mengalami penurunan tajam hingga 97 persen dari puncak kasus atau dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Selain itu, kasus aktif nasional juga mengalami penurunan hingga 83 persen dari puncak kasus dan saat ini berada di bawah 100 ribu kasus. Pemerintah juga mencatat terjadinya penurunan rawat inap di rumah sakit yang mencapai 85 persen.

Bahkan angka BOR alias keterisian rumah sakit saat ini hanya sebesar 6 persen dan angka positivity rate di bawah standar WHO yakni 4 persen. Sedangkan, jumlah orang meninggal pun mengalami penurunan tajam hingga 88 persen dibandingkan saat puncak kasus Omicron.

Namun demikian, Luhut mengatakan pemerintah masih belum puas dengan capaian tersebut. “Pemerintah belum sepenuhnya puas dengan capaian di atas. Untuk itu, pemerintah akan terus bekerja menuntaskan dan keluar dari badai pandemi ini,” ujar Luhut.

Luhut mengatakan, pemerintah mengharapkan keterlibatan peran serta dan juga kesadaran masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan, khususnya dalam menggunakan masker.

“Segala langkah strategis yang akan diambil, yang sudah diberlakukan, tentunya akan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Jangan sampai perbaikan yang sudah kita capai susah payah kemudian menjadi sia-sia,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement