Senin 28 Mar 2022 08:04 WIB

Serang Pos Marinir, Teroris Papua Gunakan Pelontar Granat Satgas Yonif

Dua Marinir gugur, KSAL instruksikan kibarkan bendera setengah tiang tiga hari.

Personel Kelompok Separatis Teroris Papua yang kerap menyerang pos TNI.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Separatis Teroris Papua yang kerap menyerang pos TNI.

REPUBLIKA.CO.ID, NDUGA -- Tentara Nasional Indonesi Angkatan Laut (TNI AL) berduka atas meninggalnya dua personel Korps Marinir yang bertugas di Pos Quary Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Letda Mar M Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here gugur lantaran menjadi korban serangan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) Kodap III Ndugama pada Sabtu (26/3/2022) sore WIB.

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksma Julius Widjojono, KSTP Nduga dipimpin Egianus Kogoya menyerang Pos Quary Bawah Satgas Muara dan Pesisir (Mupe) Korps Marinir TNI AL pada Sabtu pukul 17.40 WIT. Dia menyebut, Egianus selaku panglima Komando Daerah Operasi (Kodap) III Ndugama menyerang Pos Quary Bawah dari dua arah, yaitu dari belakang pasar dan arah Sungai Alguru.

Baca Juga

KSTP menggunakan pelontar granat atau grenade launcher module (GLM) kala menyerang pos. Akibat serangan tersebut, kata dia, dua personel gugur. Dua personel lainnya mengalami kritis dan enam personel mengalami luka ringan.

Sedangkan mereka yang menjadi korban adalah Letda Mar M Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here. Adapun Serda Mar Rendi Febriansyah dan Serda Mar Ebit Erisman mengalami luka berat.

"Enam luka ringan atas nama Serda Mar Bayu Pratama, Pratu Mar Rahmad Sulman, Prada Mar Dicky Sugara, Pratu Mar Adik Saputra A, Prada Mar La Harmin, dan Prada Mar Alif Dwi Putra. Evakuasi korban dilaksanakan secepatnya menggunakan heli ke Timika, menyesuaikan cuaca," kata Julius dalam siaran pers, Senin (28/3/2022).

Dia menjelaskan, mendapat serangan, seluruh personel Satgas Mupe yang berjumlah 35 orang pada pukul 17.52 WIT, membalas dengan tembakan. Personel Marinir juga berusaha melakukan pengejaran terhadap KSTP.

"Selanjutnya pukul 18.00 WIT, komandan Satgas memerintahkan dua Tim Trisula dipimpin wakil komandan Denpursus Kapten Mar Ari Mahendra dan satu Tim Waltis dipimpin Letda Mar Pujo Pratikno berangkat mengadakan bantuan ke Pos Quary Bawah menggunakan satu truk dan dua (kendaraan taktis) KIA," ujar Julius.

Dia menerangkan, Pos Quary Bawah Satgas Mupe berkekuatan 35 personel. Lokasinya sekitar satu kilometer (km) dari Polres Nduga dan dua km dari Koramil Nduga. Selama ini, kata Julius, Pos Quary Bawah tidak memiliki masalah dengan masyarakat sekitar. "Bahkan kegiatan mereka aktif melakukan bakti sosial, seperti menggelar mobil sehat, mobil pintar, lomba-lomba, kegiatan adat, dan kegiatan agama," ucapnya.

Pihaknya pun terus mendalami motif penyerangan KSTP ke pos yang dijaga personel Marinir. Berdasarkan informasi yang didapatkan, kata Julius, GLM yang digunakan KSTP untuk menyerang pasukan Marinir diduga direbut dari Satgas Yonif 700 Raider/Wira Yudha Cakti Kodam XIV/Hasanuddin.

Sementara itu, munisi GLM adalah rampasan dari Satgas Yonif 330 Raider/Tri Dharma Kostrad. Keduanya merupakan satgas yang pernah bertugas di Papua, dan sudah kembali ke satuan masing-masing.

Baca juga : Sepanjang 2022, Kelompok Separatis Teroris Papua Sudah Serang TNI Tiga Matra

Atas insiden itu, Julius menambahkan, TNI AL dan masyarakat Papua berduka akibat gugurnya dua prajurit terbaik Marinir. Kehangatan hubungan yang harmonis di masyarakat Nduga, saat ini terganggu dengan situasi yang dipicu serangan KSTP.

"Selanjutnya sebagai ungkapan bela sungkawa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memerintahkan seluruh jajaran TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut mulai Senin 28 Maret 2022 dan melaksanakan sholat Ghoib atau berdoa bersama sesuai agama masing-masing," kata Julius. 

Baca: Separatis Teroris Papua Serang Pos Marinir Gunakan Granat yang Direbut dari Satgas TNI AD

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement