REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang melanda dua desa di Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), sejak Jumat (25/3), berangsur surut. Hal tersebut berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Ahad (27/3/2022), pagi.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel menyatakan banjir dipicu oleh curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan Sungai Muara Galombang meluap dan berdampak pada pemukiman warga," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis.
BNPB mencatat dua desa yang terdampak adalah Desa Lalayau dan Desa Mihu di Kecamatan Juai. Sebanyak 45 KK atau 140 jiwa dilaporkan terdampak. Selain kerugian jiwa, banjir juga menimbulkan beberapa kerugian materil seperti 45 rumah dan satu masjid terendam, serta beberapa akses jalan menuju kedua desa tersebut terdampak.
Tinggi Muka Air (TMA) saat kejadian berkisar antara 10 hingga 50 sentimeter. Ia menambahkan, BPBD Kabupaten Balangan juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait serta dengan pihak kecamatan dan desa setempat agar melakukan pendataan.
Dalam satu pekan terakhir, banjir dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Provinsi Kalsel seperti di Kabupaten Tapin yang berdampak pada 219 KK dan di Kabupaten Banjar yang berdampak pada 3.983 KK.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, sebagian besar wilayah Kalsel masih berpotensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai angin kencang hingga Kamis (31/3/2022), mendatang. "Meski banjir di beberapa wilayah mulai berangsur surut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap siaga dan waspada mengantisipasi adanya potensi bencana hidrometeorologi," katanya.
Para KK diharapkan dapat memperhatikan rencana kesiapsiagaan keluarga. Di antaranya, upaya evakuasi yang aman, penyiapan tas siaga atau pun penerapan protokol kesehatan apabila harus mengungsi sementara.