REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi III apresiasi Polri yang telah mengungkap dugaan penipuan menggunakan sistem trading ilegal yang bernama binary option. Heru Widodo, anggota komisi III DPR RI, mendukung penuh langkah Polri untuk menuntaskan kasus ini hingga ke akarnya.
Menurut Heru, laporan ribuan korban dugaan penipuan berbasis trading di aplikasi binomo ini harus dikawal hingga mereka bisa kembali mendapatkan hak-haknya.
"Pertama, kami apresiasi langkah tegas polri mengungkap kasus binary option ini. Seperti yang kita dengar langsung dari para korban, kami juga mohonkan kepada bareskrim agar kasus ini diusut tuntas hingga uang-uang investasi mereka atau yang menjadi haknya bisa dikembalikan ke para korban bila kasus telah inkracht," papar Heru saat RDPU di DOR Senayan, Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/03/22)
Politisi PKB ini menilai perkara ini adalah kasus besar yang menjadi salah satu prestasi polri. Sebab selain menyangkut nominal kerugian yang fantastis, kasus ini juga memakan ribuan korban.
"Kita miris mendengar penuturan korban itu mencapai ribuan orang. Bahkan di antara ada yang depresi hingga ada yang mencoba bunuh diri. Maka perkara ini harus ditindak seadil-adilnya," sambungnya lagi.
Lebih lanjut heru meminta kepada polri untuk menangkap pemilik aplikasi binomo yang menimbulkan banyak korban tersebut. “Yang paling penting adalah polri harus mengungkap siapa pemilik aplikasi ini, dan harus segera ditangkap” ujar heru.
Seperti diketahui, dua orang yang disebut sebagai crazy rich, Indra kens dan Doni Salmanan, telah ditetapkan polisi sebagai tersangka penipuan. Kedua orang tersebut diduga berkaitan dengan penipuan berkedok trading melalui platform Binomo dan Qoutex.
Heru yang juga ketum sayap partai PKB Gemasaba ini juga berharap, penyidikan kasus binary option ini harus diungkap hingga ke aktor pemilik binary option tersebut.
"Terakhir kami dorong kasus ini mampu mengungkap siapa orang di balik ini atau siapa pemiliknya. Kalau kata laporannya ada di luar negeri, saya optimis ini bagian dari progresitas keseriusan polri," pungkas Heru.