Rabu 16 Mar 2022 23:59 WIB

Kementan Tingkatkan Kemampuan Budi Daya Cabai Petani Milenial Tanah Laut

Petani milenial Tanah Laut raih program YESS dari Kementan

Sejumlah petani milenial Kabupaten Tanah Laut, penerima manfaat Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) di Provinsi Kalimantan Selatan mengikuti Advance Training (pelatihan lanjutan) selama delapan hari, 7 - 15 Maret 2022 di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bati Bati.
Foto:

Wirausahawan Milenial

Kepala SMKPPN Banjabaru, Budi Santoso selaku Penanggung Jawab Program YESS Kalsel berharap kegiatan pelatihan mampu menjawab kendala budidaya cabai, sehingga hasil panen menjadi maksimal hingga pasca panen serta mampu memahami kondisi pasar.

“Dengan adanya pelatihan ini, maka masalah yang dihadapi bisa selesai dan untuk selanjutnya ilmu yang didapatkan dapat terus digali” katanya.

Peserta mendapatkan berbagai hal terkait budidaya dan pengolahan cabai seperti prospek bisnis, analisa usaha tani, dan teori teknik budidaya. Peserta juga mengikuti praktik lapang seperti penyemaian benih, pola bedengan, pemupukan awal, penanaman, pengendalian gulma dan identifikasi hama dan penyakit.

"Selanjutnya, para peserta dibekali teknik pembuatan pupuk organik dan pembuatan pestisida nabati serta praktik pasca panen cabai oleh pemateri berkompeten sehingga output pelatihan sesuai kekinian.

Pemateri Yusuf Aziz mengingatkan pelaku budidaya cabai memahami prospek bisnis dan analisa pasar terkini termasuk kondisi lapangan. "Masalah utama pada Desember, Januari dan Februari saat harga cabai melambung namun diiringi serangan hama antraks atau layu fusarium."

Sementara pemateri Joko Purnomo mengingatkan untuk memahami teori budidaya cabai sebelum melakukan budidaya, agar kerugian usaha dapat diminimalisir.

Pada kegiatan praktik, Mahyuni menekankan pentingnya persiapan, pengolahan lahan dan penggunaan agen hayati. “Jika kegiatan awal sudah benar, fokus pada penanganan hama dan penyakit.” 

Ketua P4S Alam Subur, Trisno mengulas formula khusus tentang pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati.  Peserta pelatihan diajak membuat kompos padat serta pestisida nabati dari bahan herbal dan urin sapi.  

“Adanya bahan organik, maka penggunaan bahan non organik di pasaran tidak diperlukan, sehingga menekan biaya budidaya” jelasnya.  

 

Terkait pasca panen, peserta praktik di kelompok tani [Poktan] Karya Baru di Desa Hiyung, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tapin yang produksi olahan cabai dan menembus pasar Jakarta dan Surabaya. Hasil olahan cabainya berupa sambal aneka rasa, cabai kering, abon cabai, kecap sambal cabai dan uyah pancok cabai [garam rujak cabai].

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement