REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan mitigasi penularan Covid-19 di masa mudik Lebaran perlu diterapkan dari sekarang. Mitigasi bertujuan mengantisipasi potensi lonjakan kasus setelah Hari Raya.
"Kebijakan-kebijakan menjelang bulan puasa sebaiknya harus dari sekarang karena itu namanya bagian dari mitigasi. Kalau mepet, ya tidak efektif dan kita berarti tidak belajar dari dua periode sebelumnya," kata Dicky Budiman, Senin (14/3/2022).
Ia mengatakan Indonesia telah melampaui puncak kasus di periode Omicron pada Februari 2022 yang ditandai dengan penurunan laju kasus. Tapi Omicron bukan varian terakhir corona sehingga masih berpotensi terjadi gelombang susulan akibat mobilitas masyarakat yang tidak terkendali.
Namun, jika masyarakat konsisten dengan strategi 3M (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan) serta diperkuat dengan 3T (testing, tracing dan treatment) maka Indonesia akan lebih siap ketika menghadapi varian baru yang memicu gelombang lanjutan. "Jadi saat terjadi gelombang baru pada empat hingga enam bulan ke depan, kita jauh lebih siap dan dampaknya kecil dan ketika melakukan rangkaian aktivitas ibadah di bulan Ramadhan relatif akan lebih aman kalau semua bisa membatasi diri," katanya.
Dicky memperkirakan situasi Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini relatif jauh lebih aman dari sebelumnya. "Tapi tentu semua menyadari dan melakukan mitigasi dengan melakukan pembatasan yang harus dimulai dari kesadaran diri," katanya.
Dicky mengatakan salah satu mitigasi yang penting dilakukan adalah memperpanjang durasi PPKM di daerah. "Saya kira PPKM ini sudah tepat dan tidak diperlukan level lebih ketat karena yang saat ini sudah kita miliki adalah dengan vaksinasi yang relatif sudah mulai merata dengan dosis satu secara umum," katanya.
Dia mendorong seluruh pihak untuk fokus pada pemenuhan dosis lengkap vaksinasi untuk memperkuat perlindungan PPKM. "PPKM ini penting karena dia jadi payung keberhasilan dan efektivitas protokol kesehatan," katanya.