Selasa 15 Mar 2022 04:40 WIB

Hasto Pertanyakan Kapasitas Luhut Bicara Penundaan Pemilu

Sekjen PDIP Hasto mempertanyakan pernyataan Luhut bicara penundaan Pemilu 2024.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bilal Ramadhan
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mempertanyakan kapasitas Luhut yang berbicara tentang penundaan Pemilu 2024.
Foto: istimewa
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mempertanyakan kapasitas Luhut yang berbicara tentang penundaan Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Menko Maritim dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan soal penundaan pemilu 2024. Ia pun mempertanyakan kapasitas Luhut membicarakan penundaan pemilu.

"Menurut saya Pak Luhut harus melakukan klarifikasi, beliau berbicara dalam kapasitas apa? Karena kalau berbicara politik, hukum dan keamanan itu kan ranah menkopolhukam. Kalau berbicara politik demokrasi, tatanan pemerintahan, itu mendagri," kata Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Hasto meminta Luhut mempertanggungjawabkan pernyataan itu secara akademis agar ini tidak membelah. Menurutnya menjadi seorang pembantu presiden itu harus fokus pada tugasnya, sesuai mandat yang diberikan.

"Beliau mandatnya apa dalam menyampaikan hal itu dan ini berbeda dengan pernyataan Menkopolhukam," imbuhnya.

PDIP mengimbau agar sebaiknya para pembantu presiden tidak membuat pernyataan yang malah menjadi energi negatif. Hasto mengatakan agar Luhut sebaiknya melakukan refleksi, agar setiap pemimpin bertanggungjawab pada kata-kata yang disampaikan.

Menurutnya politik kekuasaan itu berpihak pada rakyat dan bukan sekelompok elite, kepentingan ekonomi, dan kepentingan politik. "Tapi harus melihat apa itu kehendak rakyat. Kehendak rakyat saat ini pemerintah dengan kepemimpinan Pak Jokowi yang selalu bekerja keras tidak pernah mengenal lelah, harus ditunjang para pembantu untuk betul-betul senapas dengan kepemimpinan Presiden Jokowi," ujar Hasto.

"Maka tidak boleh ada menteri yang punya pendapat yang berbeda. Presiden sudah berulang kali mengatakan sikapnya secara tegas dan pemerintah sudah sepakat pemilu tanggal 14 Februari 2024. Lalu kenapa ada pembantu presiden yang membuat wacana yang tidak menyehatkan di dalam situasi politik nasional?" tegas Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement