Senin 28 Feb 2022 23:37 WIB

Legislator: Percepatan Vaksin Covid Bisa Tekan Fatalitas pada Lansia

Legislator dukung pemerintah persingkat interval vaksin booster untuk lansia

Vaksinasi untuk lansia (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Vaksinasi untuk lansia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR, Yahya Zaini, mendukung kebijakan pemerintah mempersingkat interval pemberian vaksinasi booster atau dosis ketiga untuk masyarakat lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun. Lansia bisa mendapatkan vaksinasi booster dalam jangka waktu minimal tiga bulan setelah mendapat vaksinasi dosis lengkap, dari sebelumnya enam bulan.

Yahya Zaini menjelaskan, bahwa kebijakan mempercepat interval antara vaksin lengkap dan booster untuk lansia merupakan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI. Selain itu, kata dia, data menunjukkan banyak pasien Covid-19 yang meninggal sebagian besar adalah masyarakat yang belum divaksin, para lansia dan orang dengan penyakit penyerta. 

Baca Juga

"Saya percaya kebijakan tersebut akan efektif untuk menekan fatalitas dari para lansia sebagai kelompok yang sangat rentan," katanya, Senin (28/2/2022).

Yahya juga meminta pemerintah terus mengintensifkan ajakan agar masyarakat segera mengikuti program vaksinasi Covid-19. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara mulai dari memanfaatkan media komunikasi yang multisarana, media konvensional dan medsos, bahkan juga iklan dan influencer.

"Serta melibatkan berbagai tokoh masyarakat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Pelibatan tokoh dan ormas ini jarang dilakukan, padahal budaya masyarakat kita masih kental dengan budaya patronasi," ujarnya.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meyakini kebijakan pemerintah mempersingkat interval pemberian vaksinasi booster bagi lansia sudah melalui kajian matang. "Pemerintah sudah berhitung masalah kemampuan segala macam. Memang 3 bulan menjadi untuk lansia ini menjadi hal yang sangat penting urgen," kata Dicky Budiman.

Dicky menilai percepatan vaksinasi itu untuk mengurangi potensi kematian akibat Covid-19. "Dan ingat ketika situasi menuju puncak atau puncak atau titik jenuh, ancamannya makin besar, ancaman fatalitas pada kelompok rawan ini makin besar," ujar Dicky.

Maka itu, kebijakan pemerintah itu dinilai sudah tepat. "Arti dari menuju puncak atau sudah menuju puncak itu sebetulnya eksposur pada kelompok paling rawan itu pada posisi paling tinggi, nah itulah sebabnya kalau tidak disegerakan ya fase atau situasi setelah terjadinya puncak itu adalah masa rawan terjadi banyak kematian pada kelompok ini," jelasnya.

Menurut Dicky, anak-anak usia di bawah 5 tahun juga merupakan kelompok rawan, tidak hanya lansia. "Nah inilah kenapa penting sekali saya ingatkan sejak awal masalah booster ini," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement