Sabtu 26 Feb 2022 13:26 WIB

Kepuasan Publik Kinerja Jokowi Tinggi, PDIP: Data Riil bukan Keberhasilan Pencitraan

Survei IPO menemukan kondisi masyarakat masih sulit meski kepuasan tinggi pada Jokowi

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo bersiap mencoba lintasan Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat (12/11/2021). Presiden Jokowi mencoba langsung sirkuit tersebut sekaligus meresmikannya.
Foto: Antara/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo bersiap mencoba lintasan Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat (12/11/2021). Presiden Jokowi mencoba langsung sirkuit tersebut sekaligus meresmikannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono, menanggapi tingginya angka kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Menurutnya tingginya angka kepuasan publik tersebut menunjukkan pemerintahan Jokowi saat ini masih berada pada jalur yang tepat.

"Menurut saya bahwa kinerja Presiden sudah on the track dan ini perlu diapresiasi kita semua," kata Ono dalam diskusi daring, Sabtu (26/2/2022).

Baca Juga

Ono mengatakan tingginya kepuasan publik tersebut tidak bisa dikatakan sebagai keberhasilan pencitraan politik yang dilakukan Presiden Jokowi. Namun kebijakan yang dilakukan pemerintah dinilai berhasil dirasakan publik melalui berbagai kebijakan, seperti bantuan kepada UMKM, vaksinasi gratis, hingga infrastruktur.

"Menurut saya dengan tadi disampaikan bahwa rakyat ini sudah mulai sadar mereka sudah mulai mengakses informasi apapun di era digital ini sehingga menurut saya ini akhirnya muncul kesadaran kolektif dari masyarakat bahwa memang menilai kerja pemerintah berdasarkan data-data yang riil," ujarnya.

Sementara itu terkait adanya anggapan tidak liniernya hasil survei dengan kondisi ekonomi masyarakat, Ono menilai hal itu terjadi bukan kali ini saja. Meningkatnya kebutuhan ekonomi yang dirasakan masyarakat kerap terjadi bahkan sejak sebelum pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement