Rabu 23 Feb 2022 10:51 WIB

Saat Angka Keterisian Rumah Sakit di Jakarta Turun, Luar Jawa-Bali Meningkat

Hari ini, Anies mengumumkan penurunan angka BOR RS di Jakarta menjadi 55 persen.

Pasien Covid-19 menaiki bus untuk di evakuasi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Jakarta. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat ini terjadi penurunan angka keterisian RS rujukan Covid-19 di Jakarta menjadi 55 persen.
Foto:

Berbeda dengan kondisi DKI Jakarta, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan tren kenaikan kasus positif yang signifikan terjadi di provinsi luar Jawa dan Bali dan diikuti dengan kenaikan angka keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit rujukan. Angka BOR pun kini tercatat meningkat menjadi 20-40 persen.  

Dari data Satgas, 10 provinsi yang mengalami kenaikan angka BOR rumah sakit tersebut yakni, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Papua, Riau, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat.

“Dari sisi BOR isolasi rumah sakit rujukan, 10 provinsi tersebut semuanya mengalami tren kenaikan. Di akhir Januari lalu, BOR di 10 provinsi ini masih berkisar 2-5 persen saja, namun saat ini telah meningkat menjadi 20-40 persen,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (23/2).

Per 20 Februari 2022, BOR pada 7 dari 10 provinsi tersebut sudah melebihi 30 persen. Bahkan, lanjut Wiku, di Sumatera Selatan sudah mencapai 45 persen.

Kemudian disusul Sulawesi Utara sebanyak 38 persen, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara 35 persen, Lampung 33 persen, Kalimantan Timur 33 persen, serta Kalimantan Selatan 31 persen.

“Hanya Papua yang BOR-nya masih terbilang rendah yaitu 19 persen,” tambah dia.

Wiku juga menyampaikan, terjadinya tren kenaikan kasus kematian di provinsi-provinsi luar Jawa-Bali seiring dengan peningkatan kasus positif. Kenaikan kasus kematian ini bahkan mencapai hingga 29 kali lipat.

Dari data Satgas, kenaikan kematian terjadi di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Riau, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat.

“Jika dibandingkan dengan data pada akhir Januari lalu, hanya Papua yang tidak mengalami penambahan angka kematian, sementara 9 provinsi lainnya mengalami kenaikan kematian bahkan hingga 29 kali lipat,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa.

Menurut Wiku, sebelumnya provinsi-provinsi tersebut hampir tak mencatatkan angka kematian. Angka kasus kematian yang terjadi sangat minim yakni 1-5 kasus dalam satu minggu.

Saat ini, Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan kenaikan angka kematian tertinggi yaitu 29 orang meninggal dalam satu minggu. Disusul Sulawesi Selatan 27 kematian, Sumatera Selatan 26 kematian, Lampung 25 kematian, dan Kalimantan Timur 19 kematian.

Wiku meminta, kondisi ini harus menjadi perhatian baik pemerintah daerah maupun masyarakat agar segera menyesuaikan langkah pengendalian yang lebih tepat. Dari data Satgas, kasus mingguan di luar Jawa Bali hanya sekitar 600 kasus pada akhir Januari lalu.

Namun, saat ini angkanya meningkat tajam menjadi 95 ribu kasus. Hal ini, kata dia, menyebabkan kontribusi kasus di luar Jawa Bali terhadap total kasus nasional terus mengalami peningkatan.

“Pada akhir Januari lalu, kenaikan kasus nasional hampir seluruhnya dikontribusikan oleh dari Pulau Jawa Bali yaitu 95,34 persen. Namun seiring dengan berjalannya waktu, persentase ini semakin menurun dan digantikan oleh kontribusi kasus dari provinsi luar Jawa Bali,” jelas dia.

Wiku melanjutkan, pada awalnya provinsi di luar Jawa Bali hanya menyumbangkan 3-4 persen dari total kasus nasional. Namun, saat ini angkanya terus mengalami kenaikan hingga mencapai 24 persen dari total kasus nasional.

 

 

photo
Kasus Kematian Covid-19 Varian Omicron di Tingkat Balita - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement