Selasa 15 Feb 2022 09:25 WIB

Bantahan Menkes Terkait Tiga Pasien Palembang Meninggal Saat Isoman

Menkes mengatakan pasien meninggal di rumah sakit akibat komorbid.

Rep: Dian Fath Risalah/Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Makam Covid-19. Kenaikan kasus Covid-19 menyebabkan kenaikan pula kasus kematian akibatnya. Tiga pasien di Palembang yang positif Covid-19 namun dipastikan meninggal bukan saat isoman.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Makam Covid-19. Kenaikan kasus Covid-19 menyebabkan kenaikan pula kasus kematian akibatnya. Tiga pasien di Palembang yang positif Covid-19 namun dipastikan meninggal bukan saat isoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan tidak ada tiga pasien yang wafat saat menjalani isolasi mandiri di rumah di Palembang, Sumatra Selatan. Tiga pasien yang meninggal tersebut mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit.

"Tidak ada yang wafat di isoman. Semua meninggal di rumah sakit, rata-rata ada komorbid," ujar Budi saat dikonfirmasi Republika, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga

Sebelumnya diberitakan, satu dari tiga pasien warga Kecamatan Sukarami meninggal pada Senin (7/2/2022) karena isoman. Namun, setelah dicek lebih lanjut, pasien tersebut meninggal di Rumah Sakit Sifat karena memiliki komorbid kardiovaskular dan jantung.

Kemudian dua warga Kecamatan Ilir Barat II dan Ilir Timur III Palembang juga disebut meninggal saat isoman pada Ahad (13/2/2022). Budi memastikan kedua pasien tersebut meninggal di RSMH Palembang Sumsel karena komorbid radang paru.

Budi mengungkapkan, sejak peningkatan kasus pada 24 Januari 2022 hingga saat ini jumlah pasien yang dilaporkan meninggal di Sumatra Selatan ada lima orang. Seluruh pasien tersebut wafat saat menjalani perawatan di rumah sakit karena komorbid kardiovaskular, jantung dan radang paru.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada tiga aspek penting yang harus dipahami saat menjalani isoman. Pertama, kebutuhan sehari-hari harus tetap terjaga baik seperti makan dan minum yang baik, istirahat yang cukup, ruang isolasi yang patut dengan ventilasi yang baik, pakaian dan tempat tidur yang memadai dll.

Selain itu, harus dijamin juga keamanannya, misalnya jangan sampai ada arus pendek listrik di kamar karena pasien tertidur sambil alat elektronik menyala, atau tergelincir di kamar mandi karena penuh air tidak dibersihkan dll. Dukungan moral dan sikap positif dari anggota keluarga dan kerabat juga sangat dibutuhkan.

Hal kedua adalah aspek kesehatan, yakni tersedianya obat-obatan, baik untuk Covid-19 maupun untuk penyakit penyerta yang mungkin ada, dan sudah rutin dikonsumsi. "Monitor keadaan kesehatan yang dibagi dalam dua hal. Pertama adalah monitor ada tidaknya keluhan (demam, batuk, sesak nafas, sakit kepala, nyeri tubuh, diare, dll), atau perburukan dari keluhan. Misalnya tadinya batuk sedikit tapi lalu jadi batuk berdahak kuning. Kedua adalah monitor dengan alat, misalnya saja dengan termometer yang relatif mudah didapat, atau lebih bagus lagi dengan oximetri untuk tahu situasi oksigen di tubuh, atau mungkin alat tensimeter untuk mengukur tekanan darah, dan lainnya. Monitor setidaknya dilakukan dua atau tiga kali sehari," jelas Tjandra.

Hal ketiga adalah pola hidup sehat tentu harus terjaga. Termasuk berolah raga, menjaga kebersihan dan mengelola kemungkinan stres dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement