Senin 07 Feb 2022 05:38 WIB

Sampel RSPI Ungkap Pentingnya Vaksin Covid-19 Kurangi Risiko Kematian

Pasien Covid-19 dengan kondisi kritis belum melakukan vaksinasi

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nur Aini
Pasien Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Public Domain Pictures
Pasien Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan sangat pentingnya vaksinasi dalam mengurangi risiko fatal infeksi Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil penelitian dari data sampel rumah sakit rujukan Covid-19, RSPI Sulianti Saroso, terhadap pasien Covid-19 yang dirawat di ICU.

Dari 2 sampel pasien Covid-19 yang dirawat dengan kondisi berat dan kritis, 6 pasien (50 persen) belum melakukan vaksinasi. Menurutnya, hal yang paling disesalkan adalah, tiga dari pasien yang belum divaksinasi dan dirawat secara intensif tersebut meninggal dunia.

Baca Juga

“Data ini kembali menunjukkan pentingnya vaksinasi untuk mengurangi risiko terburuk dari terpapar Covid-19, yaitu kematian. Kelompok lansia, anak-anak, orang yang memiliki komorbiditas, dan yang belum divaksinasi, keempat kelompok inilah yang perlu diperhatikan dan kerap menjadi korban paling dirugikan di masa Covid-19 ini,” kata Nadia dalam keterangannya, Senin (7/2/2022).

Data lain menunjukkan, komorbiditas sangat memengaruhi tingkat kesakitan akibat infeksi Covid-19. Diagnosa pasien menggambarkan, semua pasien meninggal memiliki komorbid.

Komplikasi penyakit penyerta dan infeksi virus Covid-19 ini sangat membahayakan keselamatan jiwa pasien. Tidak hanya pasien yang meninggal dunia, seluruh pasien yang dirawat intensif mengidap minimal satu penyakit penyerta. Komplikasi komorbid terbanyak hingga ada yang berjumlah enam penyakit lainnya.

Meski Covid-19 varian Omicron bisa dilalui dengan gejala ringan atau tanpa gejala bagi sebagian orang yang sudah divaksinasi, masyarakat diimbau agar berempati pada kelompok yang perlu dilindungi. Selain itu, vaksinasi lengkap sangat penting untuk mempersiapkan diri dari kesakitan dan risiko dirawat yang lebih berat, hingga kematian akibat Covid-19.

"Utamanya bagi kelompok masyarakat lanjut usia dan orang yang memiliki penyakit bawaan (komorbid), segera lakukan vaksinasi. Apabila sudah waktunya booster agar segera mengikuti vaksinasi booster. Untuk yang memiliki komorbid, bisa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Karena risiko kelompok rentan ini sangat besar apabila terpapar Covid-19,” kata Nadia.

Hingga Ahad (6/2/2022) pukul 13.00, secara nasional, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berjumlah 18.966. Dengan kata lain, tingkat keterisian BOR nasional saat ini masih 23,35 persen dari 81.235 kapasitas tempat tidur Covid-19 yang tersedia.

Sejauh ini, data yang dimiliki Kementerian Kesehatan menunjukkan, meski angka kasus konfirmasi harian bertambah, tetapi jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit relatif lebih sedikit. Pasien yang masuk ke rumah sakit juga cenderung menunjukan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.

Nadia menyampaikan bahwa ada kemungkinan akan menghadapi kenaikan kasus yang tinggi dalam 2 hingga 3 minggu kedepan. Oleh karenanya, ia berharap masyarakat dapat benar-benar waspada dan mengetahui kondisi ini dengan baik.

"Bahwa penularan dari varian Omicron ini lebih cepat daripada variant of concern Covid-19 yang lain, namun kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah. Sehingga rumah sakit sebaiknya digunakan oleh pasien yang benar-benar membutuhkan, yaitu mereka yang memiliki gejala sedang hingga kritis,” ujar Nadia.

Baca: Kasus Covid-19 di Kabupaten Semarang Naik Drastis dalam Sepekan

Baca: Seratusan Warga Kota Pekalongan Mengungsi Akibat Banjir

Baca: Kementan Terjunkan Tim Kesehatan Hewan Atasi Kasus Antraks di Gunung Kidul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement