Jumat 04 Feb 2022 16:55 WIB

Produk Kerajinan Baduy di Plaza Lebak Diminati Pengunjung

Keunggulan produk kerajinan masyarakat Badui, bahan bakunya dari alam kawasan Badui.

Warga Baduy menawarkan kain hasil tenunannya kepada pengunjung Kampung Ciboleger (Foto: Yogi Ardhi)
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Warga Baduy menawarkan kain hasil tenunannya kepada pengunjung Kampung Ciboleger (Foto: Yogi Ardhi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produk kerajinan masyarakat Baduy di Plaza Lebak banyak diminati pengunjung, karena memiliki daya tarik sendiri juga harganya relatif terjangkau wisatawan. "Kita di sini menyediakan produk aneka kerajinan Baduy untuk membantu pemasaran masyarakat adat," kata Pengelola Plaza Lebak yang juga Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh di Lebak, Jumat (4/2/2022).

Keunggulan produk kerajinan masyarakat Baduy itu bahan bakunya alam yang ada di kawasan Baduy. Mereka menggunakan mulai dari pewarna kain hingga akar pepohonan. Produk kerajinan Baduy yang disediakan di Plaza Lebak itu langsung didatangkan dari pelaku usaha masyarakat Baduy untuk membantu pemasaran sehingga dapat meningkatkan omzet mereka.

Baca Juga

Selama ini, kata dia, produk aneka kerajinan Baduy banyak diminati pengunjung. Jika mereka ke lokasi permukiman Baduy cukup jauh dengan menempuh sekitar 40 kilometer atau 1,5 jam perjalanan dari Rangkasbitung. Karena itu, Plaza Lebak menyediakan produk aneka kerajinan Baduy di antaranya kain tenun, selendang adat, ikat lomar, tas koja, batik chanting Baduy, souvenir, bahkan baju dan celana kampret yang digunakan Presiden Joko Widodo.

Harga produk kerajinan Baduy itu berkisar antara Rp 20 ribu sampai Rp 250 ribu. Namun, pengunjung kebanyakan membeli produk kain tenun, tas koja dan baju kampret, karena memiliki unsur etnik adat tersendiri. "Saya kira produk etnik daerah itu yang menarik, sehingga mereka membeli dengan jumlah banyak hingga Rp 5 juta untuk dijadikan buah tangan oleh-oleh", katanya.

Produk aneka kerajinan masyarakat Baduy hingga saat ini belum menjadikan sumber pendapatan andalan ekonomi mereka. Selama ini, masyarakat Baduy masih mengandalkan sumber ekonomi dari hasil komoditas pertanian ladang huma.

Pemerintah daerah terus melakukan pembinaan agar produk masyarakat Badui bisa bersaing dan menembus pasar nasional hingga mancanegara. "Kami setiap tahun membina dan melatih produk kerajinan Baduy, termasuk membantu pemasaran," katanya menjelaskan.

Kudil (45) seorang perajin Baduy mengatakan saat ini permintaan konsumen meningkat sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat Baduy. Mereka para perajin khas produk Baduy kini menggeliat kembali dengan memasarkan di Plaza Lebak juga memanfaatkan teknologi informasi digitalisasi melalui aplikasi Tokopedia, Shopee, Marketplace, Facebook, Instagram, Youtube dan Twitter.

"Kami memasarkan produk kerajinan ke Plaza Lebak dengan sistem pembayaran setelah barang terjual," katanya menambahkan.

Ia mengatakan, dirinya juga memajang produk kerajinan Baduy di rumah agar dibeli konsumen, termasuk wisatawan. Selama ini, pemasaran produk Baduy di antaranya konsumen langsung mendatangi perajin juga ada permintaan melalui digitalisasi secara online. "Semuanya perajin itu bisa melayani juga pembayaran menggunakan rekening bank," kata Kudil.

Sementara itu, Yanti, pengunjung dari Jakarta mengatakan bahwa dirinya sudah dua kali ke Plaza Lebak untuk membeli khas kerajinan Baduy. "Kami hari ini membeli kain tenun Baduy untuk dijadikan bahan pakaian dengan membeli Rp 750 ribu," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement