Jumat 04 Feb 2022 00:17 WIB

DBD Serang 13 Kecamatan di Lebak, Empat Orang Meninggal

DBD merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian.

 Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sebuah rumah sakit. ilustrasi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sebuah rumah sakit. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menyerang 13 kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Hingga Kamis (3/2/2022) tercatat ada 90 orang penderita, empat orang di antaranya meninggalkan dunia.

Kepala Seksi Pemberantasan Pencegahan Penyakit Menular (P3M) padaDinas Kesehatan Kabupaten Lebak Rohmat di Lebak, Kamismengatakan warga yang terserang positif DBDtersebar diRangkasbitung 39 kasus, Cibadak 15 kasus, Kalanganyar 9 kasus, Cibeber 5 kasus dan Cimarga 5 kasus. Wilayah lainnya Kecamatan Curugbitung 4 kasus, Maja 3 kasus, Sajira 3 kasus, Warunggunung 2 kasus, Cileles 2 kasus, Cipanas 1 kasus, Cikulur 1 kasus danSobang 1 kasus.

Baca Juga

"Kita hingga kini terus mengoptimalkan pelayanan kesehatan agar tidak menimbulkan banyak bkorban jiwa bagi penderita DBD," katanya menjelaskan.

Menurut dia, penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD salah satu caranya adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) juga pemberian abatesasi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk DBD.

'Mari warga kita lakukan gerakan PSN dan 3M dilingkungan masing-masing agar terbebas dari DBD, " kata Rohmat.

Sementara itu, sejumlah warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan saat ini populasi nyamuk DBD berkembang biak sehubungan curah hujan meningkat, sehingga masyarakat berperan aktif untuk mengoptimalkan budaya gotong royong dengan melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan.

"Kami di sini setiap akhir pekan bergotong royong untuk mencegah berkembang biaknya populasi nyamuk aedes aegefty, " kata Wawi (40) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement