REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, menanggapi soal dideklarasikannya Prabowo Subianto-Abdul Muhaimin Iskandar (Prabowo-Muhaimin) oleh sejumlah relawan di Bandung beberapa waktu lalu. Jazilul mengatakan, duet Prabowo-Muhaimin kerap disebut sejumlah pihak sebagai kombinasi yang ideal.
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," Kata Jazilul dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/2).
Jazilul mengatakan, secara hitungan koalisi duet Prabowo-Muhaimin sudah memenuhi syarat presidential threshold (PT) minimal 20 persen. Pada Pemilu 2019 lalu, Partai Gerindra memperoleh raihan suara 12,57 persen, sedangkan PKB meraih 9,69 persen suara. "Itu sudah lebih dari cukup untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres," ujarnya.
Selain itu komposisi pasangan ini juga dinilai cukup ideal lantaran mewakili unsur nasionalis-religius, sipil-militer, tua-muda. Selain itu, secara pribadi keduanya juga sudah cukup akrab, meskipun berbeda koalisi saat Pilpres 2019 lalu.
Jazilul menambahkan, dari sisi politik, kedua tokoh juga merupakan ketua umum parpol sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah.
"Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplit lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1. Tapi saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga," jelasnya.
Pria yang juga menjabat wakil ketua MPR ini mengatakan, sejauh ini komunikasi yang dibangun belum sampai fokus membahas soal pasangan secara spesial. "Kalau ada pembahasan yang lebih serius dan itu dapat sambutan yang bagus dari publik, ya nggak ada salahnya kalau pasangan ini dimunculkan lebih dulu untuk jalan karena cukup koalisinya," ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini masih ada waktu sekitar dua tahun lebih bagi masing-masing calon untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. "Memang hari ini belum sampai pada momentum untuk memutuskan, siapapun calonnya. Pak Prabowo juga belum momentum memutuskan, Pak Anies juga belum. Yang jelas Pak Muhaimin dengan semua kandidat yang muncul tidak ada kendala dari sisi komunikasi," terangnya.