REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, menyoroti pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang akan melakukan studi banding harga tiket Formula E (FE) ke Diriyah, Arab Saudi.
Menurut Gilbert, hal itu terlalu berlebihan dan terkesan menghabur-hamburkan dana. Terlebih, saat waktu penyelenggaraan yang sempit dan tak jelas kemajuannya.
“Waktu mereka akan tersita untuk berangkat kesana dan menjalani karantina di sini selama 14 hari sesuai ketentuan sekarang. Jadi hanya menghambur-hamburkan uang saja,” kata Gilbert dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/1).
Menurutnya, menghabiskan uang hanya untuk studi banding harga tiket ke Arab Saudi, tentu menjadi pertanyaan besar. Utamanya, saat data tersebut bisa diperoleh hanya dengan bersurat secara resmi kepada penyelenggara di sana.
“Hal terbaik kalau mau studi banding soal tiket adalah ke Mandalika. Harga tiket di Arab Saudi pasti jauh lebih mahal dari Jakarta untuk kelas tiket yang sama, sehingga tidak ada gunanya ke Arab,” tuturnya.
Dia menambahkan, dana PEN sebesar Rp 4,5 triliun yang dikucurkan ke Jakpro terkesan dihambur-hamburkan. Padahal, bunga dan cicilannya, kata Gilbert, dibayar oleh rakyat melalui pajak atau APBD.
“Jakpro sebagai perusahaan pengguna uang tersebut seperti tidak merasa harus membayar cicilan dan bunganya, dan malah berangkat menghamburkan uang ke luar negeri,” tuturnya.
Berkaca pada kasus sebelumnya, tutur dia, Jakpro dalam menyelenggarakan gelaran Formula E bisa lebih merugi lagi. Terlebih, saat temuan BPK, lanjut dia, dalam audit 2021 bisa merugi sekitar Rp 100 miliar.
Sebelumnya, balap mobil listrik FE akan dibuka musim ini di Diriyah, Arab Saudi. Balapan di sana digelar pada 28 dan 29 Januari 2022. Dengan adanya gelaran itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Widi Amanasto mengatakan, Jakpro berencana melakukan studi banding ke Diriyah. Tujuannya, untuk menentukan harga tiket FE di Jakarta pada 4 Juni nanti.