Rabu 19 Jan 2022 10:03 WIB

Ini Kontroversi Arteria Dahlan, dari Tunjuk Emil, Hina Kemenag, Hingga Soal Sunda

Dalam debat Mata Najwa pada 2019 lalu, Arteria sempat menunjuk-nunjuk Emil Salim.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan melakukan mediasi dengan Anggiat Pasaribu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11/2021). Dalam mediasi tersebut Anggiat Pasaribu meminta maaf secara langsung kepada Ibunda Arteria Dahlan terkait kasus cekcok di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten pada Minggu (21/11/2021) lalu yang videonya sempat viral di sosial media.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan melakukan mediasi dengan Anggiat Pasaribu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11/2021). Dalam mediasi tersebut Anggiat Pasaribu meminta maaf secara langsung kepada Ibunda Arteria Dahlan terkait kasus cekcok di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten pada Minggu (21/11/2021) lalu yang videonya sempat viral di sosial media.

REPUBLIKA.CO.ID, Bukan pertama kali Arteria Dahlan berbuat atau memberi statement yang kontroversial. Pernyataannya tentang pencopotan Kajati yang memakai bahasa Sunda hanya satu dari beberapa sikapnya yang kontroversial. Berikut daftar pernyataan atau sikap kontroversial Arteria Dahlan.

1. Maret 2018,  Hina Kemenag

Baca Juga

Arteri menggunakan kata 'Bangs..t' saat membahas soal kasus penipuan ibadah umrah dalam rapat kerja antara Komisi III dengan Jaksa Agung RI, Muhammad Prasetyo."Ini Kementerian Agama bangsat pak, semuanya pak. Saya buka-bukaan," ujar Arteria di Gedung DPR RI di Jakarta pada Rabu (28/3) lalu.

Arteria mengaku, ungkapan kata itu terlontar lantaran dirinya kecewa dengan kinerja Kemenag dalam menangani kegiatan perjalanan umrah selama ini. Menurut Arteria, Kemenag tidak berhasil melakukan pencegahan terhadap keberadaan biro perjalanan umrah yang gagal memberangkatkan jamaahnya. Belakangan Arteria telah meminta maaf atas pernyataan tersebut.

2. Oktober 2019, Tunjuk-Tunjuk Emil

Dalam program "Mata Najwa episode Ragu-ragu Perppu", Arteria menunjukkan sikap yang meluap-luap, sampai menunjuk-nunjuk Emil Salim.

Pada mulanya, Arteria bicara soal operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK yang dinilainya dipandang publik berlebihan. Padahal, menurut dia, banyak janji KPK yang tidak tercapai.

Baca juga, https://republika.co.id/berita/pz5j2l409/emil-salim-ungkap-momen-usai-berdebat-dengan-arteria.

Pernyataan Arteria itu kemudian dibalas Emil dengan menyinggung soal ketua partai yang terjerat kasus di KPK. "Apa semua ketua partai masuk penjara, apa itu tidak bukti keberhasilan KPK?" ujar Emil.

Tetapi menurut Arteria, penangkapan ketua partai itu sebagian kecil dari kerja KPK. Arteria menyoroti sejumlah hal mulai dari monitoring hingga pencegahan. Arteria bahkan 'menguliahi' profesor di almamaternya sendiri. "Prof, gini loh, Prof dengan segala hormat saya sama profesor, profesor bacalah tugas fungsi kewenangan KPK, tidak hanya melakukan penindakan tapi bagaimana pencegahan," ucap Arteria.

"Bagaimana penindakannya, bagaimana juga supervisi, monitoring ini dan koordinasi ini tidak dikerjakan Prof, tolong jangan dibantah dulu Prof," ujar dia melanjutkan.

Arteria pun bicara soal alasan pembentukan dewan pengawas hingga sejumlah kasus korupsi yang menurut dia tak diangkat KPK, misalnya dana bencana, kasus KONI hingga kasus pasar Sawit. Emil Salim lantas mengatakan, ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Namun Arteria menepis hal tersebut.

"Mana Prof, saya di DPR, Prof. Tidak boleh begitu Prof, saya yang di DPR saya yang tahu, mana Prof? Sesat, ini namanya sesat," kata Arteria memotong pernyataan Emil dengan menunjuk-nunjuk Emil dengan posisi setengah berdiri.

Baca juga : Ramai-Ramai Menyayangkan Arteria Dahlan yang Singgung Bahasa Sunda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement