Ahad 16 Jan 2022 20:58 WIB

Antisipasi Gelombang Omicron, Luhut Imbau Perkantoran Terapkan WFH

Melalui WFH, pemerintah berharap kenaikan kasus bisa tetap terkendali.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Potensi gelombang Omicron, Luhut imbau perkantoran terapkan WFH.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Potensi gelombang Omicron, Luhut imbau perkantoran terapkan WFH.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau perkantoran agar kembali menerapkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi terjadinya gelombang Omicron. Luhut menyebut, puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret nanti.

"Kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen ya tidak usah 100 persen yang hadir. Jadi diatur saja melihat situasinya, apakah dibikin 75 persen untuk dua pekan ke depan," kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM pada Ahad (16/1/2022).

Baca Juga

Pemerintah pun menyerahkan kepada masing-masing pimpinan perusahaan untuk menerapkan WFH. Melalui upaya pembatasan karyawan yang bekerja di kantor, ia berharap kenaikan kasus bisa tetap terkendali.

"Jika ada opsi WFH masih tetap mampu mencapai tingkat produktivitas, kita serahkan kepada pimpinan untuk melakukan asesmen sendiri. Saya mengimbau opsi tersebut bisa diambil," kata dia.

Tak hanya itu, Luhut juga mengimbau seluruh kementerian/lembaga agar meminimalkan kegiatan rapat secara tatap muka. Kegiatan tersebut, kata dia, dapat dilakukan secara daring.

"Tapi kami tidak juga melarang untuk bertemu. Saya serahkan juga kepada teman-teman untuk melakukan asesmen sendiri," tambah Luhut.

Seperti diketahui, peningkatan kasus akibat varian Omicron telah menyentuh angka 1.054 kasus pada 15 Januari 2022. Sedangkan pada hari ini Ahad (16/1/2022), jumlah kasus yang tercatat mencapai 855.

Luhut menyampaikan, kenaikan kasus ini mayoritas disebabkan oleh transmisi lokal. Kenaikan kasus didominasi di wilayah Jawa Bali, khususnya di Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement