Selasa 11 Jan 2022 16:31 WIB

BPIP: Gotong Royong Masih Jadi Senjata Efektif Hadapi Pandemi

Konsep gotong royong yang digagas Bung Karno memiliki peran membangun solidaritas

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyatakan konsep gotong royong masih menjadi senjata paling efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19. (ilustrasi).
Foto: istimewa
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyatakan konsep gotong royong masih menjadi senjata paling efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyatakan konsep gotong royong masih menjadi senjata paling efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Konsep gotong royong yang digagas oleh Bung Karno memiliki peran penting dalam membangun solidaritas bersama yang memiliki nilai perjuangan panjang," katanya dalam keterangan tertulis pada acara HUT ke-49 PDI Perjuangan yang diterima di Yogyakarta, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga

Megawati mengatakan, dalam historisitas perjuangan Indonesia, masyarakat selalu memegang penting nilai-nilai Pancasila di setiap zaman. Meskipun dalam perjuangan yang panjang itu selalu terdapat tantangan yang berbeda, memiliki corak tersendiri di setiap zamannya.

"Corak perjuangan saat itu (zaman dulu) adalah membangun kesadaran masyarakat untuk merdeka yang bahkan terus digelorakan sampai sekarang," katanya.

Dia menambahkan, Bung Karno pada saat itu menegaskan perjuangannya lebih mudah melawan penjajah karena tinggal mengusirnya, namun perjuangan saat ini dan masa depan dikatakannya lebih sulit karena menghadapi bangsa sendiri. Dia menganggap hal tersebut menjadi tantangan yang tidak bisa pudar, yang menjadi tugas bersama bagi seluruh anak bangsa salah satunya dengan melakukan pembumian Pancasila sebagai jati diri bangsa.

Tidak berhenti di situ, dalam mempersiapkan Presidency G20 yang akan diselenggarakan di Indonesia, Pancasila diharapkan mempunyai peran yang lebih yang mampu dipromosikan sebagai ideologi negara yang dapat diadopsi oleh dunia. Dengan jalan Pancasila, ada berbagai pekerjaan rumah yang harus dijalani sebagai tuan rumah Presidency G20.

"Pertama, para pemimpin dunia akan menggelorakan kembali apa yang digagas Bung Karno sebagai konsep 'To Build A World A New' yang merupakan sebuah gagasan dalam membangun dunia baru yang memiliki nilai kesetaraan dan keadilan," katanya.

Yang kedua, lanjut dia, perlu mempercepat kesejahteraan dan keadilan sosial dengan mendahulukan yang lebih penting, selanjutnya yang ketiga, pentingnya mendorong penguatan ekonomi nasional agar bangsa ini tidak tergantung pada impor. "Dalam konteks ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) harus menjadi tulang punggung bangsa Indonesia karena menjadi badan yang mampu mengakomodir riset-riset yang mendukung kemajuan zaman," katanya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada HUT Ke-49 PDI Perjuangan, berterima kasih kepada PDI Perjuangan dan Presiden ke-5 atas peran dan pengabdiannya kepada Tanah Air. Presiden sependapat bahwa Pancasila harus terus dibumikan dan diaktualisasikan di seluruh penjuru Tanah Air.

"Kita harus sama-sama memperkokoh pendidikan Pancasila yang telah dibumikan BPIP di seluruh Tanah Air. Menjaga toleransi antaranak bangsa dan meningkatkan persatuan serta gotong royong yang terus akan kita gelorakan, karena keberhasilan kita mengatasi pandemi kunci utamanya satu yaitu bergotong royong bersama," kata Presiden.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement