Senin 03 Jan 2022 18:52 WIB

PKB: Corona Kita Setrika, Krisis Kita Linggis

Indonesia berhasil mengendalikan pandemi dan akan memasuki era pemulihan. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan pidato bertajuk Peta Jalan Indonesia Maju, Senin (3/1).
Foto: Tangkapan Layar
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan pidato bertajuk Peta Jalan Indonesia Maju, Senin (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, 2022 akan menjadi masa pemulihan dan bangkit bagi Indonesia. Menurutnya, semua pihak patut bersyukur ketika Indonesia mampu berhasil menangani pandemi Covid-19.

"Corona telah kita setrika, krisis telah kita linggis. Indonesia kita berhasil mengendalikan pandemi dan kita akan memasuki era pemulihan agar anak-anak kita kembali bersekolah tatap muka dan semua warga dan orang muda kembali bekerja," ujar Muhaimin dalam pidato bertajuk 'Peta Jalan Indonesia Maju', Senin (3/1).

2022, kata Muhaimin, harus disambut dengan optimisme tinggi oleh masyarakat. Sebab, Indonesia memiliki waktu dan momentum untuk mengejar prestasi dengan terobosan-terobosan besar menuju Indonesia Maju.

Menurutnya, sikap optimistis dan percaya diri bukan berarti boleh berpuas diri dan bersantai. Pemulihan dari pandemi, ditegaskannya, bukan hanya pemulihan ekonomi atau naiknya angka-angka produk domestik bruto (PDB).

"Masih banyak keluarga-keluarga Indonesia tidak memiliki pendapatan layak, masih banyak orang muda-orang muda tidak bekerja, jobless, menganggur. Karena itu, pengertian pemulihan haruslah mencakup pemulihan sosial ekonomi," ujar Muhaimin.

Pemulihan sosial ekonomi harus memuat minimal tiga tujuan penting. Pertama adalah menurunnya angka pengangguran, di mana angkanya saat ini masih berada di angka 9 persen.

Kedua adalah menurunnya beban utang pemerintah. Meskipun rasio utang dinilai masih aman, tapi beban bunga utang saat ini sudah sangat besar sehingga menelan biaya sangat tinggi. Terakhir, menurunnya jumlah keluarga dan warga miskin ekstrem. 

Dia menyebut, bahwa saat ini terdapat lima daerah di Jawa Tengah dengan angka kemiskinan ekstrem yakni, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Pemalang, dan Brebes. "Lapangan kerja adalah kepentingan nasional. Semakin banyak warga bekerja, semakin kuat daya beli dan semakin banyak wajib pajak. Semakin banyak warga bekerja, semakin kuat kohesi sosial dan loyalitas untuk Indonesia kita," ujar Muhaimin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement